MESKIPUN Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah seorang yang makshum, di mana seluruh dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, tetapi beliau tetap saja selalu memohon ampun (membaca istighfar) kepada-Nya.
Hal ini, sama kasusnya dengan kebiasaan beliau yang selalu shalat tahajjud setiap malam hingga kakinya lecet dikarenakan lamanya berdiri. Dan ketika ditanya Aisyah kenapa beliau melakukan semua ini, beliau menjawab, “Apakah tidak boleh jika aku senang menjadi seorang hamba yang bersyukur?” Sungguh suatu sikap yang mulia dan ketawadhu’an yang tinggi dari beliau. memang, beliau adalah suri teladan kita yang paling agung.
BACA JUGA: 5 Macam Bacaan Istighfar dan Kapan Disunnahkan Membacanya
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu meriwayatkan, bahwasanya dia mendengar Nabi bersabda,
“Demi Allah, sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Al-Bukhari)
Sekiranya beliau yang makshum saja senantiasa membaca istighfar dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali, lalu bagaimana halnya dengan kita yang tak lekang dari salah dan dosa ini? Sungguh, sebenarnya kita lebih layak untuk beristighfar lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.
Bahkan, sudah seharusnya kira selalu membaca istighfar setiap saat, karena kita terkadang tidak sengaja dan lengah dari sesuatu yang namanya dosa ini. Dan lebih khusus lagi, kita membaca istighfar sebanyak mungkin setiap sehabis mengerjakan shalat.
Menurut Dr. Musthafa Said, bahwasanya istighfar Nabi ini adalah sebagai pelajaran bagi umatnya. Sebab, segala dosa beliau telah diampuni oleh Allah, baik yang lalu ataupun yang akan datang. Kalau bukan demikian, mungkin hal ini beliau lakukan dikarenakan sifat kemanusiaan beliau yang bisa saja lupa berdzikir kepada Allah, lalu manakala beliau teringat, beliau langsung beristighfar kepada-Nya.
BACA JUGA: Imam Hasan Al-Bashri dan Istighfar kepada Allah
Tidak hanya tujuh puluh kali, bahkan beliau membaca istighfar hingga seratus kali dalam sehari. Sebagimana yang disebutkan dalam sebuah hadits yang juga diriwayatkan ileh Abu Hurairah,
“Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.” (HR. Ibnu Majah) []
Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zilfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar | Pusat Studi Islam