SEBAGAI umat muslim yang senantiasa mengaku taat dan patuh kepada Allah SWT, maka kita harus bisa membuktikannya. Dengan cara istiqamahlah yang merupakan salah satu bentuk rasa tunduk patuh kita kepada Allah SWT. Dan sudahkah kita melakukannya?
Jika belum, maka kita harus mampu melakukan perkara-perkara yang menunjukkan bahwa diri kita bisa istiqamah. Apa sajakah itu?
Al-Faqih Abu Laits menjelaskan, “Ciri-ciri istiqamah yaitu memelihara 10 perkara sebagai kewajiban pada dirinya, yaitu:
1. Memelihara lisan, suapaya tidak menggunjing, menunjuk firman Allah SWT, “Janganlah sebagian kamu menggunjing yang lain,” (QS. Al-Hujurat: 12).
2. Menghindari perasangkan buruk, menunjuk firman Allah SWT, “Hindarilah umumnya perasangka buruk terhadap sesama orang Islam, sebab perasangka buruk termasuk/ di antara perbuatan dosa. Menunjuk sabda Rasulullah SAW, “Hindarilah perasangka buruk, sebab dugaan jelek itu kata-kata dusta terbesar (bahayanya).”
3. Menghindari tindak hina/ mengejek orang lain, menunjuk firman Allah SWT, “Janganlah suatu kaum menghina kaum lainnya, boleh jadi yang dihina itu lebih baik daripada yang menghina…” (QS. Al-Hujurat: 11).
4. Membatasi pandangan mata/ pejamkanlah dari hal-hal yang terlarang, menunjuk firman Allah SWT, “Serukanlah kepada orang-orang mukmin pria, supaya merendahkan padangan matanya dari melihat yang terlarang,” (QS. An-Nur: 30).
5. Berucap benar, menunjuk firman Allah SWT, “Dan apabila kamu berkata, maka berlaku adillah/ benar,” (QS. Al-An’am: 152).
6. Infaq fi sabilillah/ membelanjakan hartanya pada keperluan agama Allah, menunjuk firman Allah SWT, “Belanjakanlah yang baik-baik dari harta yang diusahakan olehmu,” (QS. Al-Baqarah: 267).
7. Tidak berlebih-lebihan, menunjuk firman Allah SWT, “Janganlah berlaku terlalu boros,” (QS. Al-Isra’: 26).
8. Tidak menuntut keluhuran dan kebanggan diri, menunjuk firman Allah SWT, “Itulah kampung akhirat, Kami jadikan buat orang-orang yang tidak menuntut keluhuran di bumi/ di dunia, dan tidak pula berbuat binasa. Akibat yang baik bagi orang-orang bertakwa,” (QS. Al-Qashash: 83).
9. Memelihara shalat lima waktu, menunjuk firman Allah SWT, “Peliharalah semua shalat yang pilihan/ Ashar. Tegakkanlah semata karena Allah dan mentaati-Nya,” (QS. Al-Baqarah: 238).
10. Istiqamah pada Ahlus-sunnah wal-Jamaah, menunjuk firman Allah SWT, “Bahwasanya inilah jalan-Ku yang lurus, untuk itu turutilah jalan-Ku itu, dan janganlah kalian turuti jalan-jalan lainnya, nanti kamu berantakan/ berpisah-pisah dari jalan-Nya,” (QS. Al-An’am: 153). []
Sumber: Tarjamah Duratun Nasihin/Karya: Ust. Abu H.F. Ramadlan BA/Penerbit: Mahkota Surabaya