Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pertama-tama kita senantiasa bersyukur dan senantiasa memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala, dimana Allah sampai detik ini masih memberikan kepada kita hidayah, rahmat, kesehatan untuk tetap komitmen, untuk tetap tegar di atas syariat agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Salam dan shalawat senantiasa kita curahkan kita kirimkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam serta keluarga dan para sahabat Beliau serta para pengikut Beliau yang tetap setia mengamalkan sunah-sunah Beliau dan sunah-sunah para sahabat Beliau hingga hari kiamat kelak.
Hadirin sidang jama’ah jum’at yang sama berbahagia…
Pada khutbah yang singkat ini kami akan mengangkat judul khutbah, “Istiqomah di atas agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Istiqomah telah disebutkan dalam al-Qur’an begitu juga di dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diantaranya dalam surah Fusshilat ayat 30-32 disebutkan Allah shallallahu ‘alaihi wa sallam berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا اللّٰـهُ ثُمَّ اسْتَقٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِالْجَنَّةِ الَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Al-Fushilat: 30)
Istiqomah artinya adalah seseorang tegar, komitmen, teguh, kuat di atas syariat agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tegar di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tegar di dalam mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, tegar di dalam mendakwahkan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala, tegar di dalam melaksanakan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadirin yang sama berbahagia,
Para Nabi dan Rasul adalah orang-orang yang mendapatkan kemenangan dan kejayaan karena mereka adalah orang-orang yang istiqomah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman kepada mereka’
فَاسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا۟ ۚ إِنَّهُۥ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ ﴿هود:١١٢﴾
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Huud: 112)
Begitupun para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, generasi yang terbaik yang telah mendapatkan legitimasi dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai khairu ummah, ummah yang terbaik karena mereka adalah orang-orang yang komitmen di atas agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hadirin yang sama berbahagia,
Dalam komitmen di jalan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala kita membutuhkan kesabaran, perjuangan dan pengorbanan. Tanpa hal tersebut kita tidak akan bisa istiqomah di jalan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Agama Islam tersebar keseluruh penjuru alam ini karena istiqomah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam. Kita lihat bagaimana para sahabat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada awal mulanya Islam mereka mendapatkan teror, mendapatkan penekanan dan sebagainya tetapi mereka istiqomah hingga kita pun merasakan hasil agama Islam tersebar keseluruh penjuru alam dunia. Tanpa keistiqomahan mereka dalam memperjuangkan Islam maka mustahil Islam ini akan jaya sampai ke negeri kita ini oleh karenanya kita pun meski demikian adanya. Kita istiqomah dalam as-sunnah, kita istiqomah di dalam ahlul sunnah wal jama’ah, kita istiqomah di dalam dakwah dan tarbiyah. Kita istiqomah di dalam menegakkan amalan-amalan yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bertanya kepada beliau,
يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ
“Wahai Rasulullah, katakanlah kepada saya suatu ucapan di dalam Islam yang tidak akan saya tanyakan kepada seorang pun sesudah anda.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengatakan,
قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ
“Katakanlah; Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah.”
Inilah pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat yang ingin bertanya suatu perkataan yang mana tidak perlu lagi bertanya kepada orang lain.
Hadirin yang sama berbahagia.
Jangankan masalah akhirat, masalah duniapun kita perlu istiqomah, perlu kesabaran, perlu ketegaran dan keteguhan di dalam menjalankan aktifitas kehidupan kita. Apalagi masalah akhirat, masalah perjuangan agama, masalah perjuangan untuk kejayaan Islam dan kaum muslimin, mustahil tanpa kita istiqomah di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita hidup di zaman fitnah, begitu banyak fitnah dihadapan kita, begitu banyak syubhat-syubhat, banyak syahwat-syahwat yang mengitari kita. Oleh karenanya dibutuhkan istiqomah di dalam hidup kita. Istiqomah di dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar terhindar dari fitnah-fitnah tersebut.
Dalam setiap shalat kita ketika membaca surah al-Fatihah kita senantiasa meminta اهْدِنَا الصِّرٰطَ الْمُسْتَقِيمَ tunjukkanlah kami jalan yang lurus. Jalan yang lurus itulah istiqomah. Istiqomah di atas Al-Qur’an, istiqomah di atas as-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
Hadirin yang sama berbahagia
Kita harus menghadapi kehidupan ini dengan kesabaran, penuh dengan keimanan, penuh dengan keistiqomahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan shalat ini sampai sekarang shalat lima waktu tidak pernah berubah, puasa wajib di bulan Ramadhan tiap tahun, dan ibadah-ibadah lainnya yang juga telah ditentukan waktunya. Ini menandakan bahwa kita perlu istiqomah. Karenanya, janganlah kita merasa jemu dalam melaksanakan seluruh aktifitas ibadah di dalam kehidupan kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿الحجر:٩٩﴾
“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini” (QS. Al-Hijr: 99)
Apa yang disebut dengan الْيَقِينُ yaitu al-maut, karena al-maut adalah sesuatu yang yakin, pasti akan datang. Kita beribadah sampai datang kematian, kita berdakwah sampai datang kematian, kita menuntut ilmu sampai datang kematian, kita berada di atas sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai datang kematian, kita berada di atas aqidah salafussahaleh ahlussunnah wal jama’ah sampai datang kematian.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta ‘ala memberikan taufiq kepada kita semua. []
Wahdah Islamiyah