Oleh: Fatimah Azzahra
Tinggal di Bandung, zahraluvtheearth@gmail.com
“Pembubaran pengajian”, “pelarangan pengajian”, menjadi salah satu tema yang sering diperbincangkan akhir-akhir ini, selain kasus papa nabrak tiang listrik. Persekusi para da’I menjadi hal yang biasa dilakukan sekarang. Dengan dalih da’i tidak Pancasilasilais, tidak menyejukkan, kelompok yang menyatakan Pancasilais dan Islamis berani menolak dan membubarkan pengajian.
Ironisnya kegiatan pembubaran ini tak sedikit dibantu aparat tertentu. Tapi, walau pengajiannya dibubarkan dan ditolak diberbagai daerah, para da’iyah ilallah ini tidak putus asa. Tidak lantas mengundurkan diri menjadi penyampai risalah Islam.
Sekeping hati dibawa berlari
Jauh melalui jalanan sepi
Jalan kebenaran indah terbentang
Di depan matamu para pejuang
Tapi jalan kebenaran
Tak akan selamanya sunyi
Ada ujian yang datang melanda
Ada perangkap menunggu mangsa
Benarlah adanya lirik lagu The Zikr ini menggambarkan jalan para pejuang dakwah. Rasulullah saw dan para sahabat telah merasakannya. Hanya karena menyampaikan Islam, mereka disiksa, dipersekusi, bahkan hingga kehilangan nyawa.
Di masa setelah Rasul, ada Imam Ahmad bin Hambal yang dibui karena mempertahankan keyakinannya bahwa Al Qur’an bukan makhluk melainkan kalam ilahi. Ada Ibnu Taimiyyah yang dipenjarakan karena seruan perbaikan dien yang diusungnya. Ada Sayyid Qutb yang berakhir di tiang gantungan rezim Mesir karena kegigihannya dalam berdakwah. Ada Syekh Yassin yang dihadiahi rudal karena dakwahnya melawan Israel.
Di negeri kita, ada Buya Hamka, ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang ditangkap paksa karena dakwahnya dinilai berbahaya bagi pemerintah. Ada pula ustadz Felix Siauw, Bachtiar Nasir, Habib Riziq yang dipersekusi.
Tapi, anehnya bukannya berhenti berdakwah, mereka justru semakin giat menyampaikan risalah Islam. Kenapa? Biarlah janji Allah yang terukir dalam Qur’an Surat At Taubah ayat 111 ini menjadi salah satu jawabannya.
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar”.
Ya. Diri mereka sudah dibeli dengan surganya Allah. Maka, semua hal yang diancamkan, baik itu siksaan, propaganda negatif, atau bahkan suapan kegelimangan harta, tahta, dan wanita, tak bisa menandinginya dengan surga Allah. Terlalu remeh jika surga yang Allah janjikan dibandingkan dengan kenikmatan duniawi yang semu. Para pejuang yang menyadari ini, tak kan rela menggadaikan janji Allah dengan suapan manusia yang tak seberapa.
Maka, bersabarlah wahai para pejuang. Istiqomahlah wahai para penyampai risalah. Allah Maha Melihat, Allah tak pernah tidur, melihat semua perjuangan dan usaha yang dilakukan. Biarlah Allah yang membalas semua makar. Karena Allah-lah sebaik-baik pembuat makar. Fokuslah pada perjuangan ini, menyampaikan risalah yang mulia ini. Karena sungguh, surga Allah telah menanti untukmu, untuk kita, untuk semua para penyampai risalah Islam. Wallahu’alam bish shawab. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.