CHRISTCHURCH — Seorang bayi perempuan yang lahir pada pekan ini, dinamai sesuai nama ayahnya yang terbunuh dalam serangan teroris di masjid Christchurch beberapa waktu lalu. Bayi tersebut merupakan anak korban yang lahir pertama kali sejak serangan teror itu terjadi.
Mohammed Omar Faruk (36), ayah sang bayi, meninggal akibat serangan di masjid Al Noor Christchurch, 15 Maret 2019 lalu. Dia meninggalkan istrinya, Sanjida Jaman Neha (20), yang sedang hamil ketika itu.
BACA JUGA: Cerita Megan Lovelady, Masuk Islam Pasca Tragedi Christchurch
Faruk tiba di Selandia Baru dengan visa migrasi terampil tiga tahun sebelum kematiannya, yakni setelah bertahun-tahun dirinya bekerja di Singapura. Di Christchurch, Faruk bekerja sebagai tukang las di Christchurch. Dia merupakan pencari nafkah utama keluarga dan berharap bisa membawa istrinya ke Selandia Baru.
“Kami sangat gembira dan bahagia. Kami memiliki begitu banyak mimpi bersama, untuk keluarga kami, ” kata Neha.
BACA JUGA: Pasca Teror di Christchurch, Kini Banyak Warga Selandia Baru yang Jadi Mualaf
Dia melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Noor e Omar itu lahir pada hari Selasa (27/8/2019). Nama unik ini memberikan penghormatan kepada ayah yang tidak akan pernah ia temui (Omar) dan masjid tempat ia kehilangan nyawanya (Al Noor).
“Selandia baru berutang banyak pada si kecil ini,” kata seorang mahasiswa University of Canterbury PhD yang telah mendampingi para ibu muda dan janda Bangladesh lainnya sejak peristiwa tragis itu terjadi. []
SUMBER: NZ HERALD