SEORANG istri dianggap ideal apabila pandai memasak, membereskan rumah, melayani suami dan mendidik anak-anak. Istri yang tidak bisa melakukan salah satu pekerjaan tersebut dianggap istri yang tidak ideal.
Memasak, membereskan rumah bahkan melayani suami bisa dilatih setiap hari, sehingga istri akan terbiasa dengan pekerjaan tersebut. Tapi bagaimana bila istri tidak bisa mengurus anak? Apakah harus dilatih setiap hari dengan cara mengasuh anak orang lain?
Memiliki anak adalah rezeki luar biasa yang didapatkan oleh orang tua. Di balik itu, orang tua pun memiliki tanggung jawab besar dalam mengurus dan mendidik anak-anaknya.
Umumnya mengurus anak adalah kewajiban penuh seorang istri atau seorang ibu. Tapi, justru itu adalah anggapan yang salah. Mengurus anak adalah kewajiban orang tua, yakni suami dan istri. Istri memiliki waktu lebih banyak berada di sisi anak, sedangkan seorang suami harus memenuhi kewajiban kepada istri dan anak yaitu mencari nafkah.
Mengurus anak memang tidak mudah, khususnya bagi ibu muda yang baru pertama memiliki anak. Bila seorang istri kerepotan mengurus anak di tahun-tahun pertamanya, tidak ada salahnya ia belajar kepada orang yang sudah berpengalaman, sebut saja orang tua sendiri atau bisa juga kepada mertua.
Namun, bukan berarti istri justru membiarkan anaknya diurus penuh oleh orang tua atau mertuanya sendiri. Tidak salah istri bila sedikit-sedikit belajar, dengan berjalannya waktu, istri pasti bisa secara mandiri mengurus anak.
Selain itu, belajar pada ustadz atau belajar kepada ahli parenting pun tidak ada salahnya dilakukan oleh istri.
Ibu adalah madrasah pertama bagi anak. Anak adalah investasi dunia dan akhirat bagi orang tua. Sejatinya orang tua pasti akan memberikan yang terbaik bagi anak, karena anak adalah amanah yang diberikan Allah SWT. []