SEPENINGGAL Umar bin Abdul Aziz, para ulama’ besar datang berta’ziyah ke rumahnya. Di sana ada Fathimah binti Abdul Malik.
“Kedatangan kami ke sini untuk mengucapkan belasungkawa padamu atas kematian Umar. Sungguh, kesedihan ini merata dirasakan seluruh ummat. Ceritakan kepada kami tentang keseharian Umar. Bagaimana kesehariannya di rumah? Karena yang paling mengetahui tentang seseorang adalah keluarganya.”
BACA JUGA: Masuk Islamnya Umar Bin Khathab
“Demi Allah, sungguh Umar bukanlah orang yang shalat dan puasanya lebih banyak daripada kalian. Tapi demi Allah, aku tak pernah melihat orang yang sangat takut pada Allah melebihi Umar. Demi Allah, tempat yang menjadi akhir kesenangan seseorang adalah keluarganya. Saat itu aku dan dia hanya terpisah selimut. Tiba-tiba terbetik dalam hatinya sesuatu dari perintah Allah. Seketika ia bangkit layaknya bangkitnya seekor burung jika jatuh kedalam air. Ia pun terlihat sedih. Kemudian menangis dengan keras. Sampai-sampai aku katakan, ‘Demi Allah, seperti mau keluar nyawanya dari jasad’.”
BACA JUGA: Nasihat-nasihat Bijak Umar bin Khattab
Lalu ia menyingkap selimut yang menaungi kami. Karena sayang padanya aku berkata, “Andai kata jarak kita dengan kepemimpinan ini sejauh jarah timur dan barat. Demi Allah, aku tak pernah melihat kesenangan sejak kami masuk ke dalam (amanah kepemimpinan ummat ini).” []
Referensi: Umar bin Abdul Aziz 29 Bulan Mengubah Dunia/Karya: Herfi Ghulam Faizi, Lc/Penerbit: Cahaya Siroh