Apakah dibolehkan melakukan itikaf di waktu kapan saja bukan di sepuluh malam akhir Ramadan?.
Ya, dibolehkan beri’tikaf kapanpun waktunya. Yang paling utama adalah di sepuluh malam akhir Ramadan. Mencontoh Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan para shahabat radhiallahu’anhum. Terdapat riwayat dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallalm bahwa beliau beri’tikaf di bulan Syawal pada sebagian tahun.
BACA JUGA: 20 Hal tentang Itikaf yang Perlu Kamu Ketahui
Dianjurkan beri’tikaf di masjid yang didirikan di dalamnya shalat jama’ah. Kalau orang yang beri’tikaf termasuk diwajibkan dirinya melakukan shalat Jum’at, maka disela-sela I’tikafnya harus melakukan shalat Jum’at. Dan (melaksanakan I’tikaf) di masjid yang ditunaikah shalat Jum’at itu yang lebih utama.
Yang sesuai sunnah, orang yang beri’tikaf agar tidak mengunjungi orang sakit di sela-sela I’tikafnya. Tidak mendatangi undangan, tidak menunaikan keperluan keluarganya, tidak menyaksikan jenazah, tidak pergi ke tempat kerjanya di luar masjid.
BACA JUGA: Bolehkah Itikaf hanya Semalam Saja?
Sebagaimana telah ada ketetapan dari Aisyah radhiallahu’anha beliau berkata,
السنة على المعتكف ألا يعود مريضاً ، ولا يشهد جنازة ولا يمس امرأة ، ولا يباشرها ، ولا يخرج لحاجة إلا لما لابد منه (أخرجه أبو داوود 2473)
“Yang sesuai sunah bagi orang yang beri’tikaf adalah tidak menjenguk orang sakit. Tidak menyaksikan jenazah, tidak menyentuh wanita, tidak mencumbuinya dan tidak keluar untuk keperluannya kecuali keperluan yang tidak bisa ditinggalkan.” (HR. Abu Daud, no. 2473). []
SUMBER: ISLAMQA