DI antara yang menakjubkan dari Bangsa Turki adalah kesungguhan dan standar tinggi dalam mengerjakan sesuatu. Lihatlah tukang semir di dekat Yeni Camii di tepi Bosphorus ini. Sebuah singgasana untuk pelanggan, karena pemakai jasa adalah raja baginya. Sebuah landasan dengan tatakan-tatakan berukir berwarna keemasan. Semir berbagai jenis dan warna tersedia, peralatan gosok dari bermacam sikat hingga aneka kain pengilap pun ada. Dan bahkan jika sepatu kita kurang kelengkapannya, dia sediakan hingga alas lembut maupun kaos kaki yang sesuai.
Sepasang sepatu saya ini, pengerjaannya hampir sepuluh menit, dengan 4 macam semir, dan 5 teknik gosokan. Masyaallah.
Ah, memang, justru sebab rizqi kita telah dijaminkan, maka makna kerja kita adalah pengabdian seutuhnya kepada Allah. Justru sebab kita tahu bahwa bekerjanya kita maupun karunia yang dilimpahkan melaluinya keduanya sama-sama anugerah, maka bekerja sudah seharusnya ditunaikan dalam gembira. Justru sebab kita tahu bahwa kerja kita bukanlah penentu dari apa yang kita nikmati, maka bekerja sudah seharusnya merupakan bentuk luapan syukur kita pada Dzat Yang Maha Bijaksana.
Bekerja adalah ibadah sehingga sudah semestinya ditekunkan dengan ‘itqan, bahkan seyogyanya diperjuangkan sampai ihsan.
“Sesungguhnya Allah cinta kepada hamba yang berkarya dengan ‘itqan, -tekun dan terampil-. Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia serupa dengan seorang yang berjuang di jalan Allah.” (HR Ath Thabrani dan Al Baihaqi)
Penting untuk kita pahami bahwa lapis-lapis keberkahan bukan hanya terdapat pada rizqi yang Allah karuniakan pada kita. Lebih dari itu, ia justru teranugerahkan dalam kesungguhan kita menekuni pekerjaan hingga berketerampilan. Ialah berkah, sebab cinta Allah terjanji pada hamba yang demikian. Ialah berkah, sebab mencari nafkah adalah sebentuk ibadah. Ialah berkah, sebab susah payahnya bernilai jihad fi sabilillah.
“Wahai Hakim,” demikian Sang Nabi ﷺ bersabda dalam riwayat Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim, ”Sesungguhnya harta benda ini kelihatan hijau dan manis. Barang siapa mengambilnya dengan cara yang baik, maka ia akan diberkahi. Dan barang siapa mengambilnya dengan berlebihan, maka ia tidak akan diberkahi, yaitu seperti orang yang makan dan tak pernah kenyang.”
Semoga Allah karuniai kita kekuatan untuk menjadi seorang Muslim yang ‘itqan dalam kerjanya. Hingga tangan yang kasar dan berkapal, terperisai dari sentuhan api neraka. Hingga dosa-dosa yang menghitamkan hati, luruh bersama tiap butir keringat yang mengucur.
Dan semoga kita dikaruniai kekuatan untuk menjadi seorang mukmin yang ihsan dalam kerjanya. Yang menjadikan Allah sebagai sumber semua tenaganya. Yang menjadikan Allah sebagai yang paling diharapi ganjaran dariNya. Dengannya, semoga kita mampu bekerja melampaui apa yang diharapkan manusia, baik atasan, rekan, maupun bawahan.
Sebab kita yakin, andaipun mata ini tak melihat Allah, sungguh dia senantiasa menyaksamai kita. Sebab kita yakin, andaipun tak ada manusia yang mengawasi kita mengerahkan daya dan mencurahkan tenaga, ada Allah yang lengkap catatanNya dan teliti perhitunganNya. Sebab kita yakin, andaipun ada jam kerja yang tak terhitung dalam gaji dan penghargaan manusia, balasan di sisi Allah jauh lebih kita harap dan kita suka. []