MESKI Abu Bakar diangkat menjadi seorang khalifah, rumah istrinya, Habibah binti Kharijah, yang bertempatkan di Sanah tidak memiliki perubahan apapun. Tetaplah menjadi rumah kecil yang berada di pedalaman desa. Begitu pula dengan rumahnya yang di Madinah.
Terkadang untuk menjalankannya tugasnya sebagai khalifah ia menunggangi untanya, atau bahkan berjalan kaki selama enam bulan dari Sanah ke Madinah.
BACA JUGA: Maksiat Seorang Kena Azabnya Bisa Ratusan Orang
Sebelum ia menjadi seorang khalifah, ia adalah seorang pedagang pakaian. Karena ia berpikir jika menjalankan amanah untuk mengurus umat harus di tekuni secana khusus, akhirnya ia meninggalkan bisnisnya itu dan menjalankan tugas Negara.
Sebagaimana sabda Nabi, “Bagi Allah ada hamba-hambanya yang dikhususkan melayani kebutuhan orang banyak. Mereka berlindung kepadanya untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang-orang itulah yang aman dari azab Allah.” (HR Tabrani)
Kepada seorang pejabat yang seperti itulah, Allah memberikan kesempatan agar memperoleh pahala yang besar. Mereka adalah orang yang mampu menjalankan amanah dengan adil dan bijaksana dalam memerintah, dan memenuhi kebutuhan rakyatnya.
BACA JUGA: Mereka yang Ditimpa Azab Allah SWT
Namun bagi yang menyalahgunakan kekuasaan, Allah mengancam mereka dengan amat keras. Seperti sabda Nabi, dalam Hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, “Sesungguhnya seorang pemimpin merupakan perisai. Rakyat akan berperang di belakang serta berlindung dengannya, bila ia memerintah untuk takwa kepada Allah serta bertindak adil, maka ia memperoleh pahala. Namun bila ia memerintah dengan cara lain, maka ia akan mendapatkan akibatnya.” (HR Muslim) []
Sumber: Oase Kehidupan, Merujuk Kisah-Kisah Hikmah Sebagai Teladan/Penerbit: Marja/Penulis:Abu Dzikra – Sodik Hasanuddin,2013