SAYA pernah memergoki adik saya yang berusia 17 tahun berkomunikasi via telepon dengan seorang gadis. Ketika saya menegurnya, ia berusaha berkelit dan tidak mengakuinya. Namun, beberapa hari kemudian, ia mengaku bahwa yang ia ajak bicara via telepon itu adalah wanita yang salah sambung ketika menelepon. Berawal dari kesalahan nomor telepon itulah ia mulai menjalin hubungan dengan gadis tersebut. Yang saya sesalkan, semenjak itu ia jadi tidak concern terhadap pelajaran sekolah. Saya telah berusaha menasihatinya agar menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak penting seperti itu. Saya mengatakan bahwa hidup ini adalah hutang, hendaknya ia selalu memperkuat keimanannya kepada Allah.
BACA JUGA:Â Surat Cinta kepada Anak Gadisku
Saya tidak pernah dapat berbicara panjang lebar dengannya. Saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat. Apakah saya harus memberitahukan hal ini kepada ayah saya? Saya telah berjanji kepada adik saya itu untuk tidak memberitahukan hal ini kepada ayah kami. Hal itu saya lakukan karena ayah saya orang yang selalu menjaga rahasia orang lain. Beliau sosok ayah yang menghadapi segala persoalan dengan hati-hati, penuh pertimbangan, dan selalu menggunakan logika. Apakah saya harus menyembunyikan hal ini dan terus mengawasi adik saya? Terus terang saya khawatir ia terjerumus dalam permasalahan seperti ini dan khawatir akan azab dari Allah.
Mr. A
Jawaban DR. Amru Abu Khalil
Karena kau sudah berjanji kepada adikmu, maka sebaiknya janji tersebut tidak kaulanggar. Daripada kau hanya mengawasinya, alangkah lebih baik jika kau mendekat dan jadi sahabatnya. Jadilah pendamping yang dekat dengannya. Jangan bersikap seolah kau seorang juru nasihat atau pemberi peringatan. Akan tetapi, berusahalah menjadi teman sejati yang hanya menginginkan kemaslahatan tersebut karena kecintaan dan kasih sayangmu padanya. Buatlah adikmu merasa bahwa kau benar-benar mencintainya. Kau benar-benar ingin mencarikan solusi bagi permasalahan yang menimpanya. Tunjukkan pula bahwa kau memahami kondisinya. Artinya, teruskan usahamu memberikan pemahaman bagi perasaannya mengenai sikapnya yang senang berbicara dengan seorang wanita.
BACA JUGA:Â Cinta Membawa Kekayaan dan Kesuksesan
Tunjukkan pula bagaimana kau begitu memahami indahnya dapat berbicara dengan lawan jenis, karena itu merupakan kecenderungan fitrah manusia. Akan tetapi, dengan sikap yang logis, berusahalah bertanya kepadanya tentang manfaat hubungan seperti ini. Apakah ia juga akan rela jika hal seperti ini terjadi pada saudara perempuannya sendiri?
Sikap seperti inilah yang hendaknya kaugunakan menghadapi adikmu. Jika kau ingin menceritakannya kepada ayah kalian, hendaknya terlebih dahulu meminta kesepakatan adikmu itu. Artinya, kau memberitahukan maksudmu menceritakan kepada ayah kalian, yaitu ingin meminta pandangannya. Sikap  seperti ini sebaiknya dilakukan jika persoalan ini memang benar-benar membutuhkan pertolongan dari ayah kalian. Sebelum melakukan langkah ini, berusahalah menjadi sahabat baginya. Cobalah berdialog panjang lebar, insya Allah kau akan menemukan solusinya. []
Sumber: Ikhwan Zone, Romantika dan Gaya Hidup Pubertas/Karya: Yusuf al-Qaradhawi /Penerbit: Zikrul Hakim