“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim 66: 6)
PERAN ayah dalam kehidupan anaknya sangat penting. Al-Qur’an menyamakan hubungan ayah dengan matahari. Allah SWT berfirman:
Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku”.
Sudah diketahui bahwa kesebelas bintang itu mewakili saudara-saudara Yusuf AS. Namun, menurut Al-Tabari (seorang ulama Muslim terkenal), matahari mewakili sang ayah.
BACA JUGA:Â Ayah Adalah Jembatan Rizqi
Ayah adalah suatu kehormatan besar yang mewakili kemampuan seseorang untuk mewariskan warisan kenabian kepada anak-anaknya. Namun, di banyak tempat dalam rumah tangga, ayah justru tidak ada! Ayah menjadi orang yang tidak dirindukan oleh anaknya.
Anak laki-laki dan perempuan ditinggalkan sendirian kemudian digantikan oleh pendidikan sekolah, gadget dan lingkungan temannya sendiri.
Berikut adalah dua langkah penting yang, Insya Allah, akan membantu ayah menjadi sosok yang dirindukan, memimpin keluarga dan memenuhi perintah Allah:
1) Jadilah ayah yang berIntegritas
Nilai seorang pria ditemukan dalam kata-katanya. Nabi ditanya apakah seorang Muslim bisa kikir dan dia berkata: “Ya”. Nabi juga ditanya apakah seorang Muslim bisa menjadi seorang pembohong dan dia berkata “Tidak”.
Allah memerintahkan kita: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?” (As-Saff 61: 2, 3)
Para ayah, apakah Anda menepati janji kepada anak-anak Anda? Apakah Anda berbicara kepada mereka sesering Anda berbicara kepada teman atau rekan bisnis Anda?
Yang lebih penting dalam kehidupan kita adalah apa yang tampak di permukaan dan di balik pintu. Tidak peduli seberapa baik Anda di luar, tapi sangatlah menyedihkan jika tidak pernah bisa menjadi ayah bagi anak-anak Anda.
Tidak ada yang lebih menghancurkan hati seorang anak selain inkonsistensi orangtuanya. Mari kita menepati janji dan tetap berpegang pada pola perilaku positif setiap saat.
BACA JUGA:Â 3 Hal Penting tentang Peran Ayah bagi Putrinya
2) Perhatikan quality time
Banyak yang bilang bahwa bukan berapa lama Anda para ayah bersama anak-anak, tapi seberapa hebat waktu yang Anda habiskan bersama anak-anak. Ini salah. Quality time yang berharga untuk anak akan hadir setelah Anda juga menyisihkan waktu yang cukup untuk mereka. Coba hitung berapa jam yang Anda habiskan bersama anak-anak? Mungkin masih lebih lama memegang handphone daripada memegang tangan mereka.
Percayalah, Insya Allah; itu akan membuat semua perbedaan di dunia. Banyak hal penting yang dapat didiskusikan saat melempar bola, bermain lingkaran, permainan papan, atau berjalan-jalan ke sawah atau SItu Buleud. Saat Anda bersama anak-anak, matikan ponsel Anda.
Untuk hal ini, Anda bisa melakukan:
A) Cari tahu apa yang disukai anak Anda dan lakukan bersama mereka.
B) Jadwalkan waktu untuk dihabiskan bersama mereka dan benar-benar mengosongkan jadwal yang lainnya.
C) Kejutkan mereka dengan mengajak mereka keluar makan siang dari sekolah
3) Pelajaran dari Umar bin Khattab
Suatu ketika `Umar berjalan bersama putranya` Abdullah. Tiba-tiba Abdullah memberi tahu ayahnya bahwa dia tahu jawaban atas salah satu pertanyaan yang diajukan Nabi kepada mereka. Setelah mendengar jawaban putranya, Umar menoleh kepadanya dan berkata: “Jawabanmu itu lebih manis bagiku daripada apa pun di dunia ini”.
Ini adalah `Umar bin Khattab! Seorang yang sangat kuat dan seorang kepala negara.
BACA JUGA:Â Umar bin Khattab dan Sarung Tambalannya
Tapi, di sini kita melihat `Umar sebagai pembangun manusia. Ia memberikan penghargaan tinggi kepada anaknya karena keberhasilan tersebut.
Anak-anak kita membangun nilai mereka dari kata-kata dan tindakan kita. Hindari bersikap negatif dan mengatakan: “Kamu selalu melakukan kesalahan, Nak”. Kata-kata seperti itu laksana batu bata yang menjadi fondasi masa depan kita. Penting untuk memberi mereka dukungan dan cinta. Allah SWT menggambarkan kata-kata mulia sebagai ‘pohon yang baik’.
Dengan demikian, kata-kata dan nasihat baik kita akan menanam benih yang akan menumbuhkan anak-anak kita menjadi orang dewasa yang layak dan warga negara yang mulia. Allahu alam. []