SALEHA Jabeen (33), hijaber kelahiran India, resmi tercatat sebagai hijaber pertama di Air Force Chaplain, Angkatan Udara Amerika Serikat. Menurut rilis, Kepala Angkatan Udara Kapten Chaplains Mayor Jenderal Steven Schaick menempatkan Letnan Dua Saleha Jabeen ditugaskan pada 18 Desember di Union Theological Union di Chicago.
Dikutip dari Sofmag, Jabeen bertugas di Air Force Chaplain, Department of Defense. Jabeen menjadi salah satu kandidat chaplain, dalam satuan yang bertanggung jawab atas kebutuhan religius anggota Air Force.
BACA JUGA: Cetak Sejarah di Inggris, Wanita Muslim Ini Terpilih Jadi Walikota Massachusetts
Siapa Saleha Jabeen?
Jabeen berasal dari India dan pertama kali datang ke Amerika Serikat 14 tahun yang lalu sebagai siswa internasional. Awalnya, dia pikir dia akan memasuki dunia perusahaan setelah menyelesaikan pendidikannya. Tetapi setelah saudara lelakinya bergabung dengan Angkatan Darat dan dia mengetahui tentang tantangan yang dihadapi anggota dinas, dia memutuskan untuk mengikuti kepemimpinannya. Dia bertugas di Korps Medis Angkatan Darat dan bekerja bersama para pemuka agama untuk membantu tentara lainnya.
“Kakakku telah menjadi sumber inspirasiku,” kata Jabeen. “Karena dedikasinya dan melihat karier militernya, saya mengakui pentingnya kapelan dalam angkatan bersenjata. Saya melihat bahwa ketika satu anggota dikerahkan, semua anggota keluarga mereka bergabung dengan mereka.”
Awalnya, Jabeen ingin belajar di bidang bisnis dan meraih gelar MBA. Tujuan selanjutnya adalah bekerja setelah lulus dari North Park University. Sayangnya, Jabeen mengalami perlakukan tidak menyenangkan saat kuliah 14 tahun lalu. Selain itu, pertanyaan seorang mahasiswa asal Rusia mengusik Jabeen yang sedang berkuliah di tahun ke-2. Mahasiswa tersebut bertanya apakah Jabeen benar-benar seorang muslim atau hanya sebatas identitas.
“Saat itulah ada yang berubah dalam diri saya menjadi lebih baik,” kata Jabeen yang kemudian mengambil kuliah di CTU bidang Inter-religious Dialogue. Tujuannya adalah ingin mempelajari Islam dan praktiknya dengan baik.
Saat kuliah, Jabeen mendapati dinamika praktik Islam dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat barat. Berbekal kemampuan dan pengetahuannya, Jabeen akhirnya bisa memahami aneka praktik keagamaan di kelompok masyarakat tersebut. Langkah ini menginspirasinya kuliah bidang psikologi, sambil tetap meneruskan pendidikan inter-religious dialogue.
Jabeen berharap bisa menjadi konselor setelah menyelesaikan pendidikannya. Setelah satu semester belajar di Trinity Christian College, Jabeen menghadapi masalah biaya kuliah. Dia tak ingin merepotkan ayahnya yang menanggung biaya pendidikan, namun menolak pulang ke India karena belum menyelesaikan pendidikan.
Saat itu, Jabeen terinspirasi mengikuti kakak laki-lakinya yang seorang anggota militer. Jabeen kemudian masuk militer dan bertugas dalam bidang kesehatan. Di sinilah Jabeen banyak bersinggungan dengan korps chaplain hingga tertarik menjadi anggotanya.
Sebagai anggota militer, Jabeen bangga bisa mengabdi pada Amerika yang dia sebut sebagai rumah sekaligus menggali Islam lebih dalam. Poin penting lainnya adalah Jabeen mampu memenuhi mimpi tersebut dengan usahanya sendiri. Alih-alih lemah, Jabeen justru menemukan Islam sebagai sumber kekuatannya saat menjadi kelompok minoritas, mengalami keterbatasan ekonomi, harus menyelesaikan pendidikan, dan menghadapi tantangan dalam militer.
BACA JUGA: Satu Lagi Wanita Muslim Cetak Sejarah di Amerika, Ini Dia Zulfat Suara
Jabeen bersyukur pada Allah SWT atas semua keberhasilan yang diperoleh. Dia juga berterima kasih pada semua orang yang telah membantu secara fisik, mental, emosional, dan spiritual saat dirinya merasa lemah. Jabeen percaya semua muslimah bisa melakukan hal yang sama bahkan lebih baik.
Wanita dan Islam tidak seharusnya membuat seseorang menjadi lemah. Jika ada yang merasa lemah karena wanita dan Islam, maka kondisi tersebut sesungguhnya bisa diubah. Asal jangan menyerah, yakin pada ketetapan Allah SWT, dan berusaha yang terbaik maka wanita bisa menjadi apa saja yang diharapkan. []
SUMBER: AIRFORCETIMES