SRI LANKA–Muslim Sri Lanka kini dalam bahaya. Pascaserangkaian teror bom pada Hari Paskah 21 April lalu, konflik sektarian merebak yang memaksa sejumlah penduduk Muslim Sri Lanka mengungsi karena diancam dibunuh.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (25/4/2019), ratusan warga Muslim pendatang dari Pakistan yang bermukim di Kota Negombo, Sri Lanka, memilih mengungsi.
BACA JUGA: Hamas Ucapkan Belasungkawa ke Korban Serangan Bom di Sri Lanka
Mereka menggunakan bus yang disewa untuk pergi ke lokasi yang lebih aman karena mulai menerima ancaman balas dendam dari penduduk setempat selepas teror bom yang mengguncang gereja dan hotel sehingga menewaskan 359 orang dan sekitar 500 orang luka-luka.
“Karena serangan bom yang terjadi di sana, warga Sri Lanka menyerang rumah-rumah kami. Sekarang kami tidak tahu harus pergi ke mana,” kata warga Muslim etnis Pakistan, Adnan Ali.
Sedangkan nasib warga Muslim lainnya lebih tragis. Farah Jameel menyatakan dia diusir oleh pemilik rumah yang disewanya di Negombo.
“Dia bilang, ‘pergi sana dan tinggal saja sesuka kamu, tapi jangan tinggal di sini!’,” kata Farah.
Kepolisian Sri Lanka menyatakan sudah menangkap sejumlah orang yang diduga menyerang dan merusak rumah-rumah warga Muslim setempat.
Namun, kepolisian juga menggeledah kediaman penduduk Muslim dengan alasan menerima pengaduan warga soal tindak-tanduk yang mencurigakan terhadap warga Muslim.
BACA JUGA: Tersangka Pelaku Teror di Sri Lanka Bertambah Jadi 40 Orang
Kapolsek Katara, Herath BSS Sisila Kumara, menyatakan polisi juga mengamankan 35 warga Muslim yang mengungsi di masjid setempat. Mereka dibawa ke tempat aman yang dirahasiakan.
“Semua warga Pakistan dibawa ke tempat aman. Hanya mereka yang menentukan kapan akan kembali,” ujar Kumara.
Pemerintah Sri Lanka menuduh NTJ sebagai pelaku serangan bom. Namun, kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim mereka bertanggung jawab atas aksi teror itu. Hal ini juga yang diduga memicu aksi balas dendam terhadap umat Islam setempat. []
SUMBER: CNN | REUTERS