KINI wanita karir gampang kita temui di sekitar lingkungan kita. Kehadiran seorang wanita di tempat kerja selalu menyimpan banyak cerita. Ada perempuan yang dilarang bekerja sebagai polisi lantaran sehari-seharinya konsisten pakai kerudung dan menutup aurat sempurna.
Ada juga perempuan yang bebas yang harus menggadaikan harga dirinya.
Kalau kita perhatikan, sekarang ini pesona wanita banyak dikomersilkan dan menjadi komoditi bisnis. Iklan yang sering wara-wiri dijagat televise selalu menampilkan perempuan berpakaian seksi dan megumbar aurat sebagai daya tariknya.
Lingkungan kerja yang seperti itu akan banyak meniadakan kepribadian kita sebagai muslim yang sejati.
Memilih dan menimbang suatu pekerjaan perlu kita perhatikan sebab dan akibat yang akan kita dapat suatu saat nanti.
Bahkan Islam mengatur bagaimana seorang Muslim dapat bekerja sebagaimana yang ingin dilakukan. Islam membolehkan bagi wanita untuk bekerja, akan tetapi perlu mengetahui beberapa rambu-rambu agar bekerja tetap ada dalam jalur syari’at.
1. Mengenakan pakaian yang menutup
2. Tidak berkhalwat antara pria dan wanita
3. Tidak tabarruj atau memamerkan perhiasan atau kecantikan
4. Tidak melunakan, mendesahkan suara
5. Menjaga pandangan
6. Pekerjaan itu tidak mengorbankan kewajiban di rumah
7. Mendapatkan izin dari orang tua atau suami
Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan: “Islam tidak melarang wanita untuk bekerja dan bisnis karena Allah SWT mensyar’atkan dalam firmannya dalam surat,” (At-Taubah: 105).
“Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaibdan yang nyata, lau diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Islam membolehkan wanita bekerja namun perlu perhatikan aturan yang sudah melekat pada diri seorang wanita. Niatkan bahwa pekerjaan yang dilakukan atas dasar ibadah semata. []
Sumber: Majalah D’Rise, Edisi 17/ Desember 2011