DUHAI pemuda, jadilah jomblo realistis. Jalani hidup dengan optimis. Jangan minder disebut agamis, daripada perkara cinta buatmu jadi teroris. Menghancurkan puluhan hati dengan rayuan super romantis. Begitu manisnya kemolekan tubuh sang pacar dijamahi hingga serasa habis, baru memunculkan sifat yang bengis. Dipikirnya tindakan demikian itu tidak membuat korban menjerit histeris, batinnya pasti akan teriris-iris. Kesedihan tak mampu lagi sekadar dimaknai dengan menangis, sebab masa depan tersayat hingga berlapis-lapis.
Duhai pemudi, perih sekali menyandang status belum menikah tetapi nyata sudah tak gadis. Status janda jelas saja akan jauh lebih necis. Buruk di mata manusia karena rumah tangga berakhir tragis, namun mulia di mata Allah karena keperawanannya terjaga dari tipudaya iblis. Menjanda bukanlah kehinaan selama melepas status keperawanan melalui pernikahan dengan syariat agama yang pasti logis. Kasihan sekali melihat yang mengaku masih gadis, kemudian berlenggak-lenggok seperti artis. Padahal keperawanannya sudah direnggut pacar dengan erotis.
Duhai pemuda, jangan suka berbuat bengis. Hindarkan diri dari perilaku syahwat cinta yang ekstremis. Kasihan apabila kaum hawa dihadapkan pada pilihan dilematis. Mau menjalani hidup damai meski dengan masa lalu yang sedemikian tragis atau berkubang selamanya dalam lumpur nista yang sudah teramat amis. Sungguh keadaan yang begitu membuat jiwa jadi terguris. Bayangkan betapa mendarahnya pikiran laksana terhunjam sebatang linggis.
Duhai pemudi, jangan mau dijadikan pacar meski dirayu sangat romantis. Apalagi pamer foto mesra-mesraan dengan sedemikian narsis. Giliran putus pasti hanya bisa meringis, menahan sakit hati yang sedemikian bombastis. Percayalah sakit hati akibat hunjaman dusta cinta itu sebenar teramat mistis. Meyeramkan sekali kalau sampai kesucian lahir-batinmu digerogoti hingga habis. Jagalah hatimu agar tiada terbujuk tipudaya iblis, semoga kelak kisah cintamu akan berakhir dengan kelembutan laksana mengunyah sebutir kismis. []
Arief Siddiq Razaan, 17 Februari 2016