PARA jomblo yang berbahagia dan semoga kejombloan Anda semua mendapat pahala. “Jomblo”, kata yang terkadang berkonotasi rendah. Betapa tidak, jomblo selalu identik dengan seseorang yang kesepian, tidak mempunyai pasangan, bahkan sampai ada yang mengatakan TIDAK LAKU.
Akhirnya nama baik jomblo menjadi buruk dan orang yang mengemban status jomblo pun merasa malu sehingga untuk keluar dari kondisi tersebut, tidak sedikit orang yang jomblo kerapkali mencari pasangannya dalam bentuk pacaran.
Perlu diketahui bahwa status jomblo itu mulia, jika diniatkan untuk mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Seseorang yang menyandang status jomblo dan mencari jalan keluar dari zona yang dianggapnya buruk, dan jalan keluarnya itu adalah pacaran merupakan cara yang salah.
Sebab cara yang benar untuk merubah status jomblo itu adalah dengan menikah bukan dengan pacaran. Maka pacaran bukan jalan untuk memuliakan diri yang sebelumnya merasa hina karena menyandang status jomblo, justru dengan pacaran seseorang terjerumus pada kehinaan yang nyata.
Oleh karena itu berbahagialah para jomblowan dan jomblowati jika Anda semua tidak mencari jalan untuk keluar dari kejombloan anda dengan pacaran. Jadikan status jomblo anda bernilai Ibadah. Jomblo, atau menyendiri, tidak ada pasangan, adalah pilihan bagi seseorang yang mempunyai prinsip dan berpegang teguh pada agamanya.
Jomblo yang dikatakan mulia serta berkualitas disini adalah “seseorang yang belum siap untuk menikah memilih untuk tidak mencari pasangan terlebih dahulu karena berpegang teguh pada agamanya (islam), menjaga muru’ahnya (harga dirinya), dan untuk menjauhkan dirinya dari kemaksiatan”.
Jadi jomblo yang berkualitas dan bisa bernilai ibadah itu adalah jomblo yang diniatkan untuk menjaga dirinya supaya tidak terjerumus pada kemaksiatan, dan jomblo yang diniatkan untuk menjalankan perintah Allah, perintah Allah untuk tidak berkhalwat, perintah Allah untuk menjaga pandangan, perintah Allah untuk menjauhi zina.
Maka jomblo yang mempunyai kriteria tersebut termasuk pada jomblo berkualitas. Sehingga bagi para jomblo tidak perlu malu dan berkecil hati, sebab kejombloan Anda bisa bernilai ibadah.
Daripada Anda memilih jalan untuk menghilangkan kejombloan Anda dengan cara pacaran yang didalamnya terkumpul kemaksiatan, lebih baik Anda diam di zona jomblo dan menjadikannya berkualitas. Kecuali seandainya Anda telah siap untuk menikah, maka keluar dari zona jomblo ini adalah perbuatan yang baik.
Mulai saat ini yang seharusnya berbangga adalah para jomblo yang meniatkan kejombloannya untuk menjauhi kemaksiatan, dan yang seharusnya malu adalah orang yang pacaran yang memilih mendekatkan bahkan melakukan kemaksiatan. Maka wahai jomblowan dan jomblowati di Indonesia khususnya, tunjukanlah eksistensi kalian, berbanggalah kalian semua yang menyandang status jomblo. Siap menjadi jomblo berkualitas? Kenapa tidak! .[]