Oleh: Irah Wati Murni, S.Pd.I
(BKLDK Nisaa Purwakarta)
MUSLIMAH. Sebuah kata sederhana namun penuh makna. Darinyalah generasi muda dilahirkan, darinyalah generasi muda dididik untuk menjadi generasi terbaik. Muslimah juga sebagai tolak ukur baik buruknya sebuah peradaban. Jika kita ingin melihat bagaimana kualitas peradaban saat ini, maka lihatkan bagaimana kualitas dari sosok muslimahnya.
Ibnu Qayyim Al-Jawziyyah bahkan pernah mengatakan: ‘Wanita adalah setengah dari masyarakat yang melahirkan setengah lainnya sehingga seolah-olah mereka adalah seluruh masyarakat.’
Sungguh super sekali bukan peranan seorang muslimah itu. Ia menjadi simbolis maju mundurnya masyarakat dan sebuah peradaban dunia. Lantas, bagaimanakah sosok muslimah saat ini?
Mari kita lihat sekeliling lingkungan kita. Mari kita lihat kanan dan kiri kita. Mari kita lihat diri kita.
Sudahkah kita menjadi seorang muslimah shaliha yang produktif? Sudahkah kita menjadi seorang muslimah yang menjadi solusi di tengah-tengah umat? Sudahkah kita menjadi seorang muslimah yang peduli dengan lingkungann sekitar? Atau jangan-jangan saat ini, kita hanya menjadi seorang muslimah yang Mager alias Males Gerak.
Bagaimana tidak, boro-boro mau produktif, orang diri ini ketika menuntut ilmu masih males-malesan. Ada banyak alasan dalam diri untuk enggan keluar mencari samudera ilmu, terutama ilmu agama.
BACA JUGA: Peran Muslimah di Era Milenial
Boro-boro mau jadi agen solutif di tengah-tengah ummat, orang diri ini masih sibuk dengan seputar masalah pribadi saja, aku pengen ini, aku pengen itu, semuanya serba pengen ini dan itu harus terpenuhi. Urusan orang lain atau masalah umat, biarin aja; EGP….emang gue pikirin. Au ah gelaaap.
Dan boro-boro mau peduli sama lingkungan sekitar, orang tiap hari diri ini kerjaannya nunduk aja mantengin koleksi terbaru barang-barang branded, idola-idola zaman now, dan kepoin teman di akun media sosial, serta fokus dengan status galau di medsos.
Pokoknya pemikirannya itu ; “masing-masing aja lah. Gau usah peduli sama oranglain termasuk org yang ada disekitarnya.”
Duuuh pokoknya kudet bangeet deh sama masalah-masalah ummat saat ini.
Waah….kategori muslimah mager alias males gerak seperti yang disebutkan di atas bahaya banget tuh. Pasalnya, ia hanya fokus dengan kehidupannya sendiri. Ia tidak mau untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih baik lagi. Ia juga males untuk menuntut ilmu kesana kemari. Hidupnya santai, serba praktis dan pragmatis. Bahkan ia seperti benda mati yang tak memiliki peran berarti. Ia pasif. Ia tidak produktif. Karena ia sudah menjadi muslimah mager alias males gerak. Ih bikin greget alias jengkel banget kan lihat muslimah seperti ini? Padahal Rasulullah Saw., telah bersabda :
“Tidak akan beranjak kaki anak Adam pada hari kiamat dari Rabbnya sampai ditanya tentang 5 perkara: tentang bagaimana umurnya dia habiskan?, tentang bagaimana masa mudanya dia lewatkan? tentang hartanya darimana dia dapatkan, tentang hartanya kemana dia keluarkan? dan tentang apa yang dia amalkan dari ilmunya?”. (HR.Tirmidzi)
Lantas, bagaimana sih caranya agar kita menjadi muslimah produktif, aktif dan peduli dengan ummat? Maka jadilah muslimah mager (makin greget). Greget dalam menuntut ilmu, greget dalam kebaikan, greget membuat karya, dan greget peduli dengan lingkungan sekitar. Pokoknya, ia totalitas banget dalam setiap tindakannya. Greget banget kan?
Berikut 5 tips agar kita menjadi muslimah mager (makin greget):
1. Temukan tujuan hidupmu
Untuk menjadi muslimah yang greget maka pertama kali yang harus dilakukan ialah menemukan tujuan hidup. Ibarat kita mau naik angkot tentu kita harus tahu tempat kita yang mau dituju kan? Bayangkan jika sebelumnya kita tidak tahu tempat tujuan kita kemudian kita asal naik angkot apa saja, tentu perjalanan kita akan nyasar atau bahkan tak sampai-sampai seharian. Begitupun dengan hidup, jika kita tidak memiliki tujuan hidup di dunia ini sebagai seorang muslimah, maka dijamin hidup kita akan mengalir seperti air apa adanya saja. Mending kalau nanti air tersebut bermuaranya ke laut atau tempat yang baik tapi kalau ke comberan bagaimana? Ih serem banget kan.
Berkaitan dengan proses pencarian tujuan hidup ini, setidaknya setiap orang (baik muslim atau non muslim) dalam diirinya terlintas 3 pertanyaan besar ini; Dari mana ia berasal? Untuk apa ia hidup? Dan akan kemana setelah kehidupan ini? Inilah tiga simpul besar atau uqdatul kubra.
Sebagai seorang muslimah, tentu jawaban yang tepat dari 3 pertanyaan di atas ialah berdasarkan firmanNya yang termaktub dalam Al Qur’an:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang yang berakal.” (QS. Ali Imran:190).
“Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepadaNya segala sesuatu.” (QS. Al Ikhlas:1-2)
“Dan tidaklah kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.” (QS. Adz Zariyat:56).
Nah, ketika kita sudah mengetahui tujuan hidup kita di dunia ini untuk beribadah kepadaNya. Maka setiap aktivitas hidup kita harus sesuai dengan segala perintah Allah dan RasulNya. Maka kita akan senantiasa menjadi muslimah produktif yang senantiasa istiqomah dalam kebaikan dan bisa memberi manfaat untuk ummat.
“Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” (QS. An-Nuur : 51).
2. Jangan Lelah untuk Menuntut Ilmu
Menuntut ilmu itu jangan bosen-bosen atau dinanti-nanti. Selama hayat masih dikandung badan, maka menuntut ilmulah. Tentu yang paling utama itu adalah menuntut ilmu agama.
“Menuntut itu kewajiban bagi setiap muslim (laki-laki atau perempuan).” (HR. Ibnu Majah).
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
3. Gali Passionmu
Setiap orang pasti memiliki sesuatu hal yang disukai, diinginkan dan disayangi yang bisa ia lakukan berjam-jam tanpa merasa capek. Karena ia melakukan semua itu dengan senang hati, bahkan meski ia tak mendapatkan keuntungan apapun, ia tetap melakukan hal itu dengan keinginan sendiri.
Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang ia tidak pernah bosan untuk melakukannya, dimana ia akan mengorbankan segala hal untuk mencapai itu.Sesuatu yang dikerjakan dengan ikhlas, tanpa paksaan dan suatu bentuk panggilan dari alam bawah sadar manusia, dimana ia tidak memikirkan untung dan rugi.
Yaps, itulah yang disebut passion. Seseorang yang memiliki passion akan terus menerus memikirkan, built-in dalam dirinya, untuk mewujudkan sesuatu, dan ia tidak pernah akan berhenti sebelum sesuatu itu terjadi. Tiada hari tanpa memikirkannya, hari perhari, siang-malam, setiap saat dia tidak akan pernah menyerah, never give-up. Tapi ingat ya, sebagai seorang muslimah passionmu itu tidak boleh yang bertentangan dengan agama dan harus bisa yang memberi manfaat bukan suatu hal yang sia-sia. So, what is your passion?
“Diantara tanda kebaikan islam seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi)
4. Cerdas mencari lingkungan yang baik
Muslimah itu harus cerdas dalam memilih lingkungan. Artinya ia harus memilih lingkungan yang membawa pengaruh positif untuk pengembangan pribadinya, bukan sebaliknya. Sebab, lingkungan yang baik akan mempengaruhi kebaikan bagi dirinyanya pula. Misalnya dengan mencari komunitas mengaji yang bersama-sama mengajak untuk istiqomah berhijrah, mencari temen shaliha yang membuat kita shaliha, dan mengikuti kajian intensif keagamaan.
BACA JUGA: Muslimah, Menjaga Kesucian Itu Penting!
“Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk”. (HR. Bukhari Muslim)
5. Menjadi Agen Peduli Ummat
Seorang muslimah yang makin greget itu seseorang yang tak hanya mengurusi kepentingan diri sendirinya saja, tapi juga masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Cobalah untuk melihat sekeliling kita. Cobalah untuk peduli dengan sesama. Cobalah untuk menjadi agen solutif di tengah-tengah masyarakat. Peduli itu bisa dari lisan dan tindakan kita. Dengan mengajak seseorang kepada kebaikan berarti itu sebuah kepedulian. Mencegah seseorang berbuat keburukan pun itu bentuk kepedulian. Apalagi jika kita bisa membantu mereka yang sedang kesulitan dengan sikap dan aksi nyata dari kita. Ingatlah lisan dan tindakan yang kita niatkan untuk membantu orang lain itu adalah sebuah kepedulian. Peduli pada ummat.
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33).
“Barangsiapa memberi petunjuk pada kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengikuti ajakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun juga.” (HR. Muslim)
Nah, dari penjelasan di atas tentu kita tidak ingin dicap sebagai muslimah mager (males gerak) bukan? Sehingga mulai saat ini bertekadlah untuk menjadi muslimah mager (makin greget) yang memiliki kualitas diri mumpuni untuk kebaikan dunia dan akhirat nanti. Wallahu a’lam []