APAKAH kamu sudah menjadi suami ideal? Bahagia sebagai suami apa adanya, sebagai isteri apa adanya, sebagai seseorang yang diterima pasangan dengan ketulusan jiwa. Ternyata, tidak harus ideal untuk bisa merasakan bahagia.
Ada sangat banyak karakter ideal sebagai suami.
BACA JUGA: Apa Hukum Kubur Baju Biar Suami Betah di Rumah?
Pertama, suami ideal memiliki kemampuan untuk senantiasa memiliki cinta dan kasih sayang dalam jiwanya. Mungkin istri kita terasa sangat menyebalkan, atau tampak sangat menjengkelkan dengan perkataan dan perbuatannya setiap hari. Para suami selalu memiliki catatan yang sama, bahwa istri mereka amat sangat cerewet. Terlalu banyak bicara, terlalu banyak komentar, dan suka memberi nasihat tanpa diminta. Namun sebagai suami, kita tidak layak mencaci maki, memarahi dan membenci istri.
Jika tidak suka dengan perkataan atau perbuatannya, nasihati, ingatkan dengan kelembutan, dengan cinta dan kasih sayang. Jika melihat ada kekurangan pada dirinya, ingatlah Tuhan telah mengutus kita untuk mendampinginya, agar bisa menutupi kelemahan dan melengkapi kekurangan yang dimilikinya. Bukan mendamprat, memaki, apalagi sampai berlaku kasar dan menyakiti hati, perasaan dan badan isteri.
Bukankah suami wajib membimbing dan memimpin istrinya menuju kebaikan? Sebagai pemimpin, jangan berlaku otoriter dan semena-mena. Jadilah pemimpin yang dicintai, disayangi, dikasihi dan dihormati oleh isteri.
Apa bangganya menjadi suami yang ditakuti istri? Harusnya kita berbangga menjadi suami yang disayangi istri, menjadi suami yang dirindukan isteri, suami yang dicintai istri, suami yang selalu dinantikan kehadirannya oleh istri. Kalau menjadi suami yang ditakuti istri, kehadirannya menjadi teror bagi istri. Suami menjadi teroris bagi perasaan dan hati isterinya sendiri. Sampai istri tidak berani berbicara dan menyampaikan perasaan kepada suami.
Mungkin kamu banyak menemukan curhat para istri karena merasa tertekan atas perilaku suaminya. Saat ditanyakan, apakah masalah ini sudah dibicarakan baik-baik dengan suami, kebanyakan mereka menjawab “tidak berani berbicara kepada suami”. Luar biasa, seperti apakah tampang suaminya itu? Sampai untuk berbicarapun sang istri tidak berani.
Mungkin banyak suami terprovokasi oleh plesetan sinetron Suami-suami Takut Isteri, atau plesetan yang sering dijadikan bahan gurauan di kalangan para suami.
Banyak suami menjadi teroris di rumah sendiri, sehingga isteri ketakutan di hadapan suami.
Bahkan masih ditambah dengan cerita lingkaran, bahwa kehidupan ini selalu berputar. Contohnya adalah teori Lingkaran Ketakutan. Teori ini mengatakan, tikus takut kepada kucing, kucing takut kepada anjing, anjing takut kepada harimau, harimau takut kepada pemburu, pemburu takut kepada isterinya, isteri pemburu takut kepada tikus, dan begitulah ketakutan melingkar lingkar. Coba, betapa nekatnya memasukkan “pemburu takut kepada isterinya” dalam teori Lingkaran Ketakutan itu.
Masih ada lagi yang menambah daftar panjang dalam Lingkaran Ketakutan itu, dengan menyelipkan “pemburu takut kepada penjaga hutan, penjaga hutan takut kepada Menteri Kehutanan, Menteri Kehutanan takut kepada Presiden, Presiden takut kepada istrinya, istri Presiden takut kepada tikus”. Maksa banget deh, teori yang sekedar ingin menunjukkan bahwa ada banyak suami takut istri.
Mengapa kita tidak membuat ISSI, alias Ikatan Suami Sayang Istri? Tentu kita akan lebih bahagia jika bisa menjadi suami yang menyayangi isteri dan disayangi isteri. Menjadi suami yang mencintai isteri dan dicintai istri. Bukan menjadi suami takut isteri dan ditakuti isteri, bukan pula menjadi suami yang menteror isteri dan diteror isteri. Jangan menjadi teroris, jadilah pembawa jiwa cinta dan kasih sayang dalam rumah tangga.
Para suami, jadilah suami yang selalu menyediakan cinta dan kasih sayang di dalam jiwa. Bukan menyediakan kemarahan, dendam, permusuhan, dan kekasaran sikap terhadap isteri. Jangan membuat isterimu ketakutan di rumah, jangan membuat isteri kita merasa tertekan. Buatlah suasana nyaman, santai, dan menyenangkan. Biasakan bercanda mesra, biasakan mengobrol apapun temanya supaya istri merasa nyaman, merasa dicintai, merasa dihargai, merasa diterima.
Para istri memiliki catatan yang sama, bahwa para suami sulit diajak berbicara dan sulit mendengar curahan perasaan hatinya. Dengan alasan lelah, suami banyak istirahat di rumah. Padahal istri sangat ingin mengajak bicara, mengobrol, bercanda mesra, dan tertawa bersama. Suasana yang hangat dan manja, sangat diharapkan para istri. Sayang, para suami tidak mengerti kebutuhan jiwa istri yang satu ini.
Sakinah adalah perasaan tenteram, nyaman, tenang, senang, teduh, dan sejuk yang muncul pada jiwa pasangan suami istri. Gambaran yang paling sederhana adalah, apabila suami pulang dari bepergian, perasaan apa yang muncul tatkala semakin dekat ke rumah?
Jika semakin dekat rumah perasaan semakin tenang dan tenteram, itulah yang namanya keluarga sakinah. Suami merasa akan segera bertemu isteri yang sangat dicintai dan disayangi, maka hatinya menjadi tenang dan tenteram. Namun jika semakin dekat rumah hatinya semakin tidak nyaman, merasa akan segera bertemu setan, maka pertanda sudah kehilangan sakinah di dalam rumah. Suami merasa tegang dan emosinya mulai meninggi, karena membayangkan bertemu isteri yang menjengkelkan.
Demikian pula istri yang tengah berada di rumah, perasaan apa yang muncul apabila mengetahui jam kedatangan suami sudah semakin dekat? Apabila semakin dekat dengan waktu kedatangan suami hatinya semakin tenang, tenteram, senang, dan berbunga-bunga, itu pertanda rumah tangganya sakinah. Namun jika hati isteri semakin gelisah, resah dan muncul amarah saat suami semakin dekat ke rumah, inilah pertanda sakinah sudah hilang dari rumah.
https://www.youtube.com/watch?v=y7h4qdeOW_8&list=PLIBLNp8ISCNJSHLMBozmZaj8W_y4Ms6Ml
Apalagi kalau isteri berdoa “Semoga suamiku tidak jadi pulang. Semoga ada banyak kerjaan di kantor. Semoga dapat tugas lembur sampai sebulan tidak pulang”. Ini tentu gejala yang sudah parah, karena tidak nyaman berada di dekat suami. Merasa takut, terancam, tidak dilindungi, tidak dihargai, tidak diterima oleh suami. Kehadiran suami di rumah berubah menjadi api dalam sekam, yang membuat suasana bertambah gerah dan gelisah. Suami model apa yang diapresiasi seperti ini oleh sang istri?
BACA JUGA: Senyum Suami Menyejukan Hati Istri
Semestinyalah suami dan istri merasa nyaman, tenteram, bahagia tatkala berada di rumah bersama-sama. Suasana sakinah seperti ini hanya terjadi apabila suami mampu memberikan keteladanandalam cinta dan kasih sayang. Menjadi suami yang disayangi dan dicintai istri, sehingga kedatangannya selalu dirindukan.
Inilah karakter pertama suami ideal. Selalu memiliki cinta dan kasih sayang untuk isterinya. Selalu menyediakan kelembutan, kehangatan, kenyamanan, ketenteraman, dan romantisme bagi isterinya. Selalu memimpin, membimbing, menasihati, mendampingi, melindungi isteri dengan penuh cinta dan kasih sayang. Maka ia akan menjadi suami yang disayang isteri sampai mati, bukan ditakuti. []
SUMBER: PAKCAH