TEL AVIV–Virus covid-19 bukan hanya menyebabkan krisis kesehatan dan ekonomi di Israel, namun juga menciptakan krisis sosial yang dalam. Setidaknya demikian hasil jajak pendapat terbaru.
Dalam jajak pendapat yang dibuat koran Times of Israel terkait apa yang dikenal “Koalisi Anti Ujaran Kebencian di Israel” dalam peringatan konferensi keutuhan sosial Israel yang akan digelar pada Selasa (16/3/2021) pekan depan menyebutkan bahwa 81% warga Israel meyakini masyarakatnya makin terbelah. Bahkan meluas jika dibanding 69% warga Israel yang meyakini hal itu di tahun 2017.
BACA JUGA: Israel Ancam Bakal Hancurkan 10 Bangunan Muslim di Yerusalem
Ketua Koalisi Anti Ujaran Kebencian, Carl Nuril menyatakan, virus covid-19 telah menciptakan ‘gap’ dan memperdalamnya. Ada keterasingan antar masyarakat. Ini menjadi masalah bagi sikap fleksibilitas dan rasa afiliasi. Kita harus hidup bersama dan mengajarkan kepada generasi mendatang untuk lebih sadar tentang sosial dan tidak terbelah-belah.
Menurut data poling, lebih dari satu faktor telah ikut berperan dalam perpecahan yakni elit politik Israel (90%), sosial media (84%), media mainstream (84%) dan rabi-rabi Yahudi serta lembaga agama (74%).
BACA JUGA: Pertama Kalinya, Dubes UEA Berkunjung ke Israel
Sebanyak 30% warga Israel merasa bahwa warga Arab (Palestina 48) yang hidup bersama mereka adalah bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Israel.
Sementara itu, 41% warga Arab di Israel mereka melihat bukan bagian dari masyarakat Israel dan tidak merasa bahwa masyarakat Israel menganggap mereka bagian dari Israel. []
SUMBER: PIC