SEBAGAI seorang muslim kita harus mengakui adanya Allah SWT yang selalu berada di dekat dan mengawasi gerak gerik kita. Maka, tak akan ada satu aktivitas pun yang terlepas dari pantauan-Nya. Bahkan, segala sesuatu yang kita butuhkan, Allah-lah yang memberikannya.
Hingga, rezeki bagi kita Allah telah mengaturnya dengan begitu sempurna. Hanya, cara memperoleh rezeki itu, Allah serahkan kepada kita.
Mencari rezeki adalah kewajiban bagi kita. Jika kita tak berusaha untuk memperolehnya, maka sangat tidak mungkin rezeki itu akan Allah turunkan. Sebab, Allah akan melihat perjuangan hamba-Nya untuk memenuhi kewajibannya.
Dan ingatlah, bahwa rezeki yang Allah berikan itu tidak akan pernah tertukar dengan orang lain. Maka, carilah rezeki dari jalan yang halal, karena itu lebih memberikan keberkahan bagi diri kita.
BACA JUGA: Pekerjaan-pekerjaan Ini Haram di Akhir Zaman
Kalaupun kita mencari rezeki lewat jalan yang haram, maka rezeki yang kita peroleh akan sama jika kita mencarinya dengan jalan yang halal.
Sebab, Allah telah mengatur rezeki kita. Jadi, akan menjadikan hal yang sia-sia jika kita mencari rezeki lewat jalan yang haram. Seperti halnya yang dilakukan oleh seorang pemuda di zaman Ali bin Abi Thalib.
Ketika itu Ali bin Abi Thalib akan melaksanakan shalat. Hanya, Ali bingung, jika ia shalat, maka untanya tidak ada yang menjaga. Lalu, datanglah seorang pemuda yang menawarkan diri untuk menjaga untanya. Dan akhirnya, Ali masuk ke dalam masjid dalam melaksanakan shalat.
Setelah beberapa kemudian, ketika Ali telah selesai dalam shalatnya, dilihatnya unta itu sudah tidak ada di tempat. Bahkan, pemuda yang mau menjaganya juga sudah tidak ada. Lalu, Ali mencari unta itu pada sebuah pasar, dan dilihatlah unta tersebut bersama seorang pedagang.
BACA JUGA: Dalil yang Mengharamkan Rokok, Adakah?
Ali bertanya pada pedagang itu, “Darimana kau dapatkan kuda itu?”
“Saya dapatkan kuda tersebut dari seorang pemuda,” kata pedagang tersebut sambil menyebutkan ciri-cirinya yang memang ternyata persis dengan pemuda tadi.
“Berapa kau menjualnya,” lanjut Ali.
“20 dirham.”
“Demi Allah, saya telah berazzam akan memberikan 20 dirham pada pemuda tersebut karena telah mau menjaga unta saya,” kata Ali.
Subhanallah, itulah rezeki yang telah diatur oleh Allah SWT. Sesungguhnya pada hari itu, Allah telah mengatur rezeki seorang hamba sebanyak 20 dirham dari jalan yang halal.
Tapi, pemuda tersebut malah mengambil rezeki yang disiapkan oleh Allah tersebut lewat jalan yang haram. Naudzubillah. []
Disarikan dari tausiah H. Atik Fikri Ilyas, MA., Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam DR. KHEZ. Muttaqien Purwakarta