PALING tidak, tujuh belas kali kita mohon petunjuk pada-Nya. Sehari semalam dalam shalat. Ihdina shirathal mustaqim.
Mohon petunjuk, bimbingan, dan perlindungan agar mantap melalui jalan kebenaran. Jalan yang ditempuh para nabi, sahabat, ulama, dan shalihin.
Jalan lurus tidak selalu diartikan yang beraspal mulus, tak berlobang, hotmix licin, dan tanpa hambatan.
BACA JUGA: Teruslah Meminta Petunjuk Kepada Allah
Jalan lurus itu boleh jadi bergelombang, kerikil berserakan, dan bebatuan gelimpangan. Menanjak menyesakan dada pendakinya, menurun menggetarkan lutut pelakunya, dan berkelok meremuk redam pejalannya.
Suatu saat terik mentari menyinari, peluh bercucuran, bermandikan keringat, dan napas tersenggal tak karuan.
Saat yang lain hujan badai menakutkan, basah kuyup, menggigil kedinginan, berselimut kabut, dan jalan gelap gulita.
Di sinilah kita menginsafi diri, mohon pada Allah agar tetap berada di jalan yang lurus. Jalan kebenaran, keimanan, dan keridhaan Rabb Semesta Alam.
Ialah jalan yang ditempuh para nabi Ulul Azmi seperti Nuh yang didustakan, Ibrahim yang dihinakan, Musa yang lecehkan, Isa yang dinistakan, dan Muhammad yang disingkirkan.
Jalan penuh kesabaran sebagaimana Ayub kehilangan harta benda, anak-anaknya meninggal dunia, dan sakit yang tak kunjung sembuh.
Jalan penuh ketabahan sebagaimana Yusuf dibuang ke hutan, dimasukan ke sumur, dijadikan budak belian, difitnah hendak menodai kesucian wanita terhormat, dan dipenjara penuh kedengkian.
Jalan yang ditempuh pemuda Ashabul Kahfi, para sahabat nabi Saw seperti Sumayah, Yasir, Bilal, Mushab, dan Khabab. Juga para ulama dan orang orang shalih yang teguh di jalan-Nya.
Jalan yang ditempuh dengan tenaga, harta, keringat, darah, dan nyawa. Indah pada sabarnya. Kenikmatan pada limpahan pahala karunia-Nya.
BACA JUGA: Gemerlap Dunia Butakan Mata Hati
Jalan yang lurus, juga ujian kesenangan, kemapanan, dan popularitas. Inilah Dawud, Sulaiman, dan hamba-hamba shalih yang beroleh kejayaan, kekuasaan, dan kelapangan hidup. Tapi dengan santun berdoa, berendah hati, dan selalu menginsafi diri. Betapa lemah, hina, dan tak berdaya seorang hamba dihadapan Rabbnya.
“Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.” (QS an Naml [27]: 15)
Ya, inilah jalan yang lurus. Jalan yang ditempuh dengan sabar saat badai melanda. Yang dusyukuri saat karunia menyapa.
Apapun keadaannya, suka maupun duka, tetap berada dalam kebaikan, kebenaran, dan keridhaan Rabbnya. Inilah jalan yang lurus. []