JAM berapa shalat Dhuha? Kapan sebaiknya kita melaksanakan shalat dhuha?
Waktu shalat Dhuha diawali sejak naiknya matahari, yaitu sekitar ¼ jam setelah munculnya matahari sampai menjelang zawal (tergelincirnya matahari), selagi belum masuk waktu terlarang untuk shalat.
BACA JUGA: Punya Kantor, Taqy Malik Biasakan Tim Shalat Dhuha dan Tilawah Setiap Hari
Sebaiknya seseorang yang ingin melaksanakan shalat Dhuha agar mengakhirkan waktunya sampai sengatan terik matahari terasa panas, berdasarkan hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Shalatnya orang-orang yang bertaubat adalah ketika anak unta mencari tempat yang teduh.”( HR. Muslim 748). Dan ini biasanya terjadi menjelang zawal.
Jika kita jabarkan mungkin waktunya pagi hari. Sejak sekitar jam 8,00 pagi (atau kira-kira setelah matahari naik dari peraduannya setinggi tombak) sampai masuknya waktu Dhuhur.
Jumlah rekaat shalat Dhuha minimal 2 dan paling banyak 8. Kalau ingin mengerjakan lebih dari 2, maka melakukannya tiap 2 rakaat salam.
Keutamaan shalat Dhuha juga sama dengan shalat-shalat lain. Karena pada dasarnya ibadah apapun itu semakin teratur dilakukan maka semakin baik.
Hanya saja, jika dibikin urutan, shalat Dhuha itu masih di bawah beberapa shalat sunat lainnya. Karena shalat Dhuha termasuk jenis shalat sunah yang “ghairu muakkad” (tidak begitu dianjurkan untuk dilakukan secara kontinyu).
Maksudnya, jika shalat Dhuha saja dilakukan secara teratur, maka shalat sunat Rawatib (yang mengiringi shalat-shalat wajib 5 waktu, qabliyah dan ba’diyah) seyogyanya lebih teratur lagi (istiqamah).
BACA JUGA: Ini Doa Shalat Dhuha yang Jarang Diketahui
Karena Rawatib lebih utama dari shalat Dhuha. Sebagaimana jika Rawatib bisa istiqamah, maka shalat Witir harus lebih istiqaamah lagi (karena Witir lebih utama dari Rawaatib, bahkan Witir wajib hukumnya menurut madzhab Hanafiyah).
https://www.youtube.com/watch?v=2kbAEXY3pDI&t=4s
Adapun surat yang perlu dibaca (setelah al-Fatihah) tidak harus al-Syams dan surat al-Dhuha. Jadi, bila Anda belum hafal kedua surat tersebut, Anda boleh membaca surat lain.
Kalaupun nanti Anda sudah hafal kedua surat tersebut Anda tetap boleh membaca surat lain, karena kedua surat tersebut hukumnya hanya sunah saja. Allohu alam. []
APA ITU WAKTU DHUHA?
Dhuha berarti sinar matahari pagi atau siang hari. Waktu ini ini sangat diberkahi sehingga ada surah dari Al-Qur’an yang dimulai dengan sumpah Allah dengan sumpah waktu dhuha dan juga malam.
Allah berkata, “Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), Demi malam apabila telah sunyi, Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,” (QS Al-Quran 93:1-3)
Beberapa ulama menafsirkan kata “dhuha” berarti siang dan merupakan adalah kebalikan dari malam dalam ayat kedua. Namun, pendapat lain yang lebih disukai adalah bahwa berarti hanya siang hari atau sinar matahari pagi. Ulama yang merujuk pendapat terakhir menggunakan ayat berikut untuk mendukung pendapat mereka. Allah berkata,
“Dia (Musa) berkata, ‘(Perjanjian) waktu (untuk pertemuan kami dengan kamu itu) ialah pada hari raya dan hendaklah orang-orang dikumpulkan pada pagi hari (dhuha)’.” (Quran 20:59)
Mengenai Sholat dhuha, Ibn ‘Abbas biasa menamakannya ‘Sholat Matahari Terbit’.
Dalam penggunaan teknis al-dhuha mengacu pada waktu tertentu yang dimulai sekitar 10 atau 15 menit setelah matahari terbit dan selesai 10 atau 15 menit sebelum shalat Dhuhur (siang) atau sebelum tengah hari yaitu ketika matahari mulai bergerak dari titik tertingginya. di langit menuju arah matahari terbenam. []