Assalamualaikum Warahamatullahi Wabarakatuh, Ustadz, Saya mau bertanya dan mohon dijawab dengan pandangan islami. Saya bingung dalam mengambil keputusan. Saya seorang single parent dengan 1 anak perempuan, dan saya sedang dekat dengan teman SMA saya dulu dan dia masih berstatus lajang. Kami merasa cocok satu sama lain, dan kami berencana akan menikah. Namun ada masalah yang belum bisa kami pecahkan selama ini. Yaitu keluarganya tidak setuju dengan hubungan kami. Saya bingung harus bagaimana Ustadz, ingin menikah tapi orangtuanya tidak setuju. Tolong bantu cari solusinya, sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Wassalam.
Nur Ka Eni
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, bu Nur Ka Eni yang dirahmati Allah, saya sangat memahami betul persoalan yang sedang ibu hadapi, insayaa Allah setiap persoalan hidup ini pasti ada solusinya.
Masalah adalah bagian dari dinamika kehidupan, tidak ada orang yang hidup di dunia ini tanpa ada masalah, itulah fitrah kehidupan.
Namun yang mesti kita pahami adalah bagaimana cara kita memandang masalah itu, dan solusi apa yang akan kita gunakan untuk menyelesaikannya.
Islam adalah ajaran yang sesuai dengan fitrah, maka hanya ajaran Islam yang dapat menentramkan hati dan memuaskan akal manusia, sehingga setiap permasalahan hidup jika tidak diselesaikan dengan aturan Islam, maka solusi itu pada hakikatnya adalah ‘masalah baru’ yang akan menambah deretan panjang dari masalah yang ada.
BACA JUGA: Jangan Berpikiran Buruk pada Janda
Atas dasar itulah maka Dinul Islam pantas disebut sebagai ideologi karena ia mengatur seluruh aspek kehidupan secara menyeluruh (komprehensif). Hal ini berdasarkan firman Allah dalam al-Qur’an surat Ali-Imran[3]:19,
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam, tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberik Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian diantara mereka. Barangsiapa inkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya.”
Ajaran Islam telah mengajarkan kepada umatnya beberapa pendekatan dalam menghadapi persoalan hidup, yaitu:
1 Shalat istikhârah
Setiap kali kita dirundung masalah, maka serahkanlah urusan itu sepenuhnya kepada Allah swt. istikhârah secara bahasa berarti meminta kebaikan. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk kelemahan seorang hamba yang tidak memiliki daya upaya dalam menentukan pilihan yang terbaik diantara dua atau beberapa pilihan.
Shalat istikhârah tidak hanya dilakukan dalam rangka mencari pasangan hidup saja, namun hal ini disunnahkan setiap kali kita mendapatkan kesulitan dan permasalah hidup, maka bersujudlah kepada Allah dalam keheningan malam sebagai wujud kepasrahan dan ketundukan. Allah swt. berfirman dalam surat al-Muzzammil:20
إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَى مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasannya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersamamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang…”
2 Jadikan setiap masalah kehidupan sebagai pelajaran (ibrah) berharga bagi masa depan kita.
Bisa jadi setiap kali Allah swt. belum mewujudkan keinginan kita, itu membuktikan bahwa Allah swt. belum meridoi keinginan kita. Hadapi setiap masalah dengan sudut pandang posif dan pastikan bahwa dibalik masalah itu tersimpan hikmah yang sangat besar bagi kehidupan kita.
Jadikan setiap masalah sebagai wasilah kita untuk berbaik sangka (husnu zhan) kepada Allah swt. oleh karena itu marilah kita belajar dari kehidupan dan jadikan pengalaman sebagai guru terbaik kita. Allah swt. berfirman dalam surat al-Baqarah[2]: 216
كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
3 Yakinlah bahwa segala urusan hidup ini diatur dan ditentukan oleh Allah swt.
Maka semua yang terjadi di dunia ini ada dalam genggaman Allah swt. Sang Pencipta Alam semesta dan kehidupan. Jika sudah rizkinya, maka ia akan datang dan menghampiri kita, begitupun dengan jodoh, jika sudah saatnya maka ia akan datang dengan sendirinya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka ada beberapa langkah-langkah sayaar’i yang mesti saudari tempuh agar Allah swt. memudahkan urusan dan niat baik saudari, yaitu:
BACA JUGA: Doa Rasulullah SAW untuk Seorang Janda
1. Lakukan langkah-langkah ruhiyah seperti penjelasan di atas kemudian luruskan niat bahwa tujuan menikah adalah untuk meraih ridho Allah swt. bukan karena motif yang lainnya. Siapapun calon pasangan yang kita pilih, cintailah ia karena Allah, bukan karena yang lainnya.
2. Secara lahiriyah, ada poin penting yang harus Anda lakukan, yaitu bangun komunikasi dan silaturrahmi dengan calon mertua, karena bisa jadi penolakan dia terhadap Anda karena keterbatasan informasi yang utuh tentang pribadi Anda.
Yakinkan oleh calon suami Anda kepada orang tuanya bahwa Anda adalah benar-benar pilihannya sendiri bukan atas dasar paksaan atau karena teman dekat, tapi pilihan itu semua karena ingin menjalankan perintah Allah dan sunnah rasul-Nya.
Insayaa Allah jika Anda melakukan ini semua dengan ikhlas karena Allah, yakinlah pasti Allah akan memberikan jalan yang terbaik bagi pasangan hidup Anda. wallahu A’lam bi al-Shawab. []