Oleh: Muhammad Abduh Negara
“Jangan Berkata Kotor, Lagi Puasa”
JIKA ucapan ini diucapkan sebagai peringatan bahwa perbuatan dosa itu di bulan Ramadhan, dosanya berlipat ganda, dan itu juga bisa menghilangkan pahala puasa, maka itu benar.
Tapi jika yang dimaksud, nanti saja berkata kotornya setelah buka puasa, atau nanti saja berkata kotornya setelah selesai Ramadhan, maka ini pemahaman batil.
BACA JUGA:Â 7 Keutamaan dan Keistimewaan yang Diberikan Allah SWT pada Orang Berpuasa
Perkara haram, tetap haram, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Sebagaimana perkara baik, tetap baik dan berpahala, baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan, kecuali makan, minum dan jima’ di siang hari Ramadhan serta hal-hal yang membatalkan puasa lainnya, yang boleh dilakukan di luar puasa, tapi saat puasa menjadi haram.
Mirip dengan, “Sabar, sabar, jangan mengumpat, masih puasa.”
Ya mengumpat, mengejek, menghina, dan semisalnya, haram di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Haram bagi yang puasa maupun yang sudah berbuka.
Sebaliknya, semisal, “Eh, puasa jangan banyak debat masalah agama.”
BACA JUGA:Â Hukum Orang yang Berbuka Puasa Secara Sengaja
Ini perlu dirinci. Jika debatnya debat kusir, atau lebih banyak mafsadahnya, atau memecah belah kekuatan kaum muslimin, maka ia memang tercela, baik di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan.
Namun jika debatnya debat ilmiah, apalagi jika digunakan untuk membantah pemikiran menyimpang yang disepakati ulama penyimpangannya, dengan hujjah yang kuat, baik naql maupun ‘aql, maka itu adalah kebaikan dan mendatangkan pahala. Boleh dilakukan, dan tetap berpahala, saat Ramadhan dan di luar Ramadhan.
Wallahu a’lam. []