RASA cinta merupakan anugerah yang telah diberikan Allah SWT berikan kepada manusia. Patut bagi kita menempatkan rasa cinta itu pada sasaran yang tepat. Dan sasaran tepat pertama yang harus kita tanamkan dalam hati ialah mencintai Allah.
Hanya saja, terkadang banyak orang yang berdusta dalam mencintai Allah. Mereka berkata bahwa mereka benar-benar mencintai-Nya. Padahal tidak! Mereka hanya berpura-pura. Tapi sayangnya, mereka sendiri tak menyadarinya. Lantas, bagaimana agar kita tahu bahwa seseorang itu tidak berpura-pura dalam mencintai Allah?
BACA JUGA: Benarkah Anda Mencintai Allah?
Syaikh As-Sadi dalam tafsir ayat “Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS. Ali Imran: 31), menjelaskan, “Tidaklah cukup bagi seseorang hanya mengklaim semata bahwa ia mencintai Allah. Ia harus jujur dalam klaimnya tersebut. Dan di antara tanda kejujuran klaimnya adalah ia mengikuti Rasulullah SAW dalam segala keadaan, dalam perkataan dan perbuatan, dalam perkara pokok agama maupun cabangnya, zahir dan batinnya. Barangsiapa yang mengikuti Rasulullah maka hal ini menunjukkan kejujuran klaim cintanya kepada Allah.”
Beliau juga mengatakan, “Barangsiapa yang tidak mengikuti Rasulullah, maka ia tidak mencintai Allah. Dan Sesungguhnya ia adalah pendusta, meskipun ia mengklaim dirinya mencintai Allah,” (Tafsir As-Sadi Surat Ali Imran: 31).
BACA JUGA: ‘Esok Hari, Aku Akan Serahkan Panji Kepada Seseorang yang Mencintai Allah dan Rasul-Nya’
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Barangsiapa yang mengklaim dirinya mencintai Allah, akan tetapi ia tidak mengikuti Sunnah Rasulullah SAW, maka ia telah berdusta,” (Majmu’ Fatawa, 8/360).
Mengikuti Nabi juga berarti menjauhkan diri dari amal-amal ibadah baru yang tidak ada tuntunannya dari Nabi. Sebagaimana disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir rahimahullah pada ayat ini beliau membawakan hadis, “Barangsiapa yang beramal tanpa ada tuntunannya dari kami, maka amalan tersebut tertolak,” (HR. Muslim).
Dari situlah kita bisa mengetahui kesungguhan rasa cinta kepada Allah, bukan hanya berpura-pura. Jadi, jika kita tak ingin dikira berpura-pura dalam mencintai Allah, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Rasul-Nya. Ikuti apa yang beliau lakukan. Hindari apapun yang beliau larang. Sebab, semua perintah itu datangnya dari Allah. []