Oleh: Bunda Gibraltar (Penulis Buku Cerita Anak Usia Dini)
MUNGKIN hampir sebulan terakhir, daerah Bumi Priangan mulai diguyur hujan. Seolah menjadi pemandangan yang lumrah jika jalanan menjadi becek dan udara terasa dingin. Bahkan tak sedikit terpaan angin puting beliung pun menghantam beberapa atap di rumah di sekitaran kompleks tempat saya bermukim.
Hujan dan dingin adalah dua hal yang bisa saja dibuat jadi alasan. Maklum manusia itu paling hobi jika mencari alasan. Apa saja yang ada di sekelilingnya bisa saja dibuat jadi alat untuk menjustifikasi dalam sikap lalai dan membangkang.
Namun,rasanya tak arif menyalahkan cuaca dingin. Misalnya saja hal-hal yang seperti ini,
Pertama, kesiangan tahajud soalnya dingin jadinya kebablasan dan bangun pas azan subuh berkumandang, padahal begitu banyak keutamaan yang didapatkan dari ibadah di sepertiga malam tersebut. Bahkan Rasulullah teta menunaikan salat malam tersebut dalam kondisi kakinya yang sedang bengkak-bengkak.
Kedua, malas mengaji dan menghadiri taklim di masjid atau madrasah. Itu karena jalanan becek bekas hujan semalam, khawatir nanti baju yang dipakai jadi kotor.
Ketiga, enggan ngepel lantai karena nanti juga kotor lagi kena air hujan. Mogok nyuci karena dingin kena air dan takut alergi. Hampir semua pekerjaan rumah dibuat jadi lalai, padahal itu bagian kewajiban dari seorang ibu rumah tangga. Kelima, minimalis baca buku, nulis opini, mengajarkan anak belajar. Itu soalnya kalau dingin bawaannya ngantuk dan maunya makan terus,jadi urusan ilmu dan kecerdasan dinomorsekiankan, dll. Rasanya begitubanyak kelalaian yang dilakukan dan menjadikan musim hujan sebagai alasan.
Cuaca dingin karena memanglah ketetapan dari Sang Pencipta. Namun, aktivitas yang dijalani ada di zona yang semata-mata dalam genggaman manusia. apakah mau bisa tetap survive dalam aktivitas kebaikan atau bahkan larut dalam kemalasan di bawah gemuruh hujan. Seolah menyalahkan cuaca yang ada. Bisa jadi secara tidak langsung juga menyalahkan ketetapan dari Sang Maha Pencipta.
Bukankah Allah telah memberikan pesan kepada hamba-Nya untuk cerdas dalam memilih aktivitas? Maka mari kita renungkan dan bersegeralah untuk berlomba dalam kebaikan.
انْفِرُوا خِفَافًا وَثِقَالًا وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
”Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. At Taubah : 41)
Wallohu’alam bi showab. []