ADA sebuah kisah, yang mengingatkan kita akan besarnya pertanggung-jawaban di hari Kiamat. Kisah tersebut tentang sahabat Nabi ﷺ yang bernama Abu Darda radhiallahu ‘anhu dengan seekor untanya.
Abu Darda memiliki seekor unta yang ia beri nama Damun. Tidak pernah ia letakkan suatu barang yang tidak mampu dibawa oleh unta itu. Apabila ada seorang yang meminjam si unta, Abu Darda berpesan, ‘Engkau hanya boleh membawa barang ini dan ini padanya, karena ia tidak mampu membawa yang lebih banyak dari itu’.
BACA JUGA: Berdoa Selesai Bermajelis dengan Doa Kebaikan Dunia Akhirat
Ketika serasa ajal hendak datang menjemputnya, Abu Darda memandang untanya kemudian berkata, “Wahai Damun, jangan kau musuhi aku esok di hadapan Rabbku.”
Jangan kau tuntut aku pada hari Kiamat kelak di hadapan Rabbku wahai Damun, begitu kiranya kata Abu Darda. “Karena demi Allah, aku tidak pernah membebankan kepadamu kecuali yang engkau sanggupi,” tutupnya.
Semoga Allah ﷻ meridhai Abu Darda, dan mengampuni kesalahannya.
Tentu kita teringat akan diri kita. Suami akan teringat kepada istrinya, dan istri merenungkan adakah kata yang telah membebankan suami.
Adakah kita sebagai suami memberi beban yang tidak mampu diemban istri?
BACA JUGA: Kesenangan Hakiki Kita Ada di Akhirat
Adakah kita sebagai istri menuntut sesuatu yang terasa berat bagi suami?
Adakah kita mengusahakan sesuatu di dunia ini, yang nanti kita akan menyesali “Seandainya dulu aku tidak melakukan hal ini…”
Abu Darda radhiallahu ‘anhu, seorang yang shaleh, menghisab dirinya atas untanya, tentu kita lebih layak lagi berkaca dan mengoreksi diri.[]
Sumber: Kisah Muslim