Oleh: Ramadhan Aziz, Pengajar di SMK Toda Bogor
“Jika engkau di waktu sore, maka janganlah engkau menunggu pagi, dan jika engkau di waktu pagi, maka janganlah engkau menunggu waktu sore dan pergunakanlah waktu sehatmu sebelum engkau mati,” (HR. Bukhari).
COBAÂ bayangkan, adakah nilai kebaikan orang yang sibuk dengan hal-hal tak bermanfaat? dimanakah manfaat yang bisa dibagi oleh orang-orang yang sibuk dengan hal-hal yang tak bernilai? Tentu sulit kita dapatkan, yang seperti ini sudah pasti jatuh dalam pandangan manusia, dipersepsikan sebagai orang yang tidak berguna dan terlebih dalam pandangan Allah SWT.
Ketahuilah, sesungguhnya hidup adalah rangkaian dari berbagai kesempatan yang silih berganti datang dan pergi. Hingga sampai batas umur yang ditakdirkan-Nya. Beruntunglah bagi setiap manusia yang terjaga diatas kesadaran. Yang hari-harinya diisi dengan taqarub kepada-Nya. Yang setiap lisan yang keluar dari bibirnya adalah bentuk dzikir kepada-Nya.
Tak ada waktu yang terlewatkan selain sembah sujud di hadapan-Nya. Hakikatnya ia paham bahwa hidupnya di dunia pada hakikatnya adalah sebuah penghambaan kepada Allah SWT. Saat kehidupannya digunakan untuk mengumpulkan bekal bagi akhiratnya. Sehingga ia selalu mengusahakan untuk mengambil yang bermanfaat bagi akhiratnya dan menjauhi segala bentuk kesia-siaan yang melalaikan dirinya.
Demikianlah manusia yang berakal sehat, dia sangat memperhatikan amal kebaikan sebagai persiapan menghadapi kematian setelah hidupnya kini. Tak ada waktu luangpun dari tidak taat kepada-Nya. Dan dia selalu berusaha mengoreksi diri terhadap amalan-amalannya selama ini yang telah ia kerjakan. Niscaya atas keasadaran itu ia mampu merengkuh sukses dan menempati tangga kemuliaan, baik di mata manusia karena keutamaan dan manfaat yang bisa ia bagi untuk orang lain, atau di sisi Allah Ta’ala karena baik dan banyaknya ketaatan.
Sebaliknya, celakalah bagi seseorang yang justru larut dalam kelalaian dan yang menyia-nyiakan kesempatan yang dimilikinya.
Ingat, jangan kau sia-siakan. Tak ada lagi waktu yang kita punya. Saat inilah waktu yang tepat, untuk kita menebus setiap jengkal dan langkah atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. bila datang masa itu, saat Allah tak lagi melihat amal kita. semua sudah dipenghujung, dan siap menanti atas apa-apa yang telah kita kerjakan di dunia.
Dan saat itu, kita akan meminta Allah untuk mengulang masa untuk kembali kejalan-Nya atas setiap kelalaian yang kita perbuat. namun, semua itu sudah tak ada nilainya. hanya penyesalanlah yang akan kita rasakan. Dan saat itu terjadi, tak ada lagi tempat yang pantas bagi insan yang lalai selain sebuah tempat, neraka-Nya. Naudzbillah…
Ingatlah kembali setiap momentum hidup yang pernah kita lewati. Banyakah amalan-amalan kebaikan yang sudah kita torehkan? Atau akankah saat kita menghadap-Nya tak ada bekal yang kita bawa selain nilai-nilai kemaksiatan yang telah kita kerjakan?
Mungkin, hari ini kita masih merasa tenang. Mungkin pula hari ini kita masih merasa aman. Merasa bahwa hidup kita masih lama. Hidup kita masih panjang. Tapi ketahuilah, tak ada seorangpun yang menjamin sampai kapan ia atau seseorang akan hidup. Dan sesungguhnya, amat dekatlah kematian bagi setiap yang bernyawa.
Dimanakah kesadaran kita saat kini, saat Ramadhan sudah dipenghujung. Akankah kita lewati dan membiarkannya pergi dan berlalu begitu saja hingga hanya menyisakan kesia-siaan semata. Adakah raut kesedihan di wajah dan hati kini saat Ramadhan 1436 H akan berlalu? Ataukah justru raut kesenangan yang kita rasa? Andai semua insan mampu menyelami lautan cinta-Nya. tentu, takkan rela membiarkan hidup kita terkikis oleh balutan pengikaran kepada-Nya.
Hiduplah dengan ketaatan, rengkuhlah nilai ketaqwaan. Sisa ramadhan inilah momentum terbaik kita untuk kembali kepada-Nya. setiap waktu yang terlewat semoga menjadi pelajaran tuk meniti puncak keimanan kepada-Nya. ingatlah, semoga setiap waktu itu mampu memberikan perenungan yang mendalam, bahwa kita pernah lalai. Dan saat kini kita sadar. Mari kembali. Mari taat. Dan jangan kausia-siakan.
Semoga Allah memberikan hidayah kita semua untuk menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa. Hari ini, esok, lusa dan seterusnya semoga pakaian taqwalah yang akan mengisi sisa hari-hari kita di dunia. Aamiin.
Fastabiqul khoirot, kejar malam kemuliaan. Semoga Allah memuliakan hamba-hamba-Nya yang bermujahadah meniti jalan-Nya. Aamiin []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word