SEORANG penyair berkata:
Siapa yang berbuat baik tidak akan sirna pahalanya dan tak akan sirna kebaikannya di sisi Allah dan manusia.
Berbuat baiklah hanya untuk Yang Maha Esa, sebab hanya Dia-lah yang akan memberi pahala. Dia lah yang akan memberi karunia. Allah lah yang akan menjatuhkan sanksi, membalas setiap amal. Dan, Dia yang akan meridhai dan juga murka. Maha Suci dan Maha Tinggi Allah.
Ketika para sahabat banyak yang terbunuh sebagai syuhada di kota Kandahar, Umar berkata kepada para sahabat yang tersisa, “Siapa saja yang terbunuh?” Maka disebutkanlah sejumlah nama. “Dan, masih banyak lagi yang tak kau kenal,” jawab para sahabat itu. Maka tiba-tiba kedua mata Umar meneteskan air mata, dan seketika itu ia menimpali, “Tapi Allah mengetahui mereka.”
BACA JUGA:Â Pelayan yang Hafal Alquran
Alkisah, ada seorang salih memberi sepiring makanan kepada orang yang buta. Konon, ketika mengetahui akan hal itu, keluarga orang salih itu berkata, “Bukankah orang buta itu tidak tahu apa yang dimakannya.”
“Tapi, bukankah Allah mengetahuinya,” jawab orang salih itu.
Selama Allah masih melihat dan mengetahui kebaikan yang Anda lakukan, serta mengetahui keutamaan yang Anda ulurkan, maka janganlah mengharapkan pujian dari orang lain.
Niatkan semua amal perbuatan itu hanya karena Allah semata dan jangan pernah mengharap terima kasih dari orang lain! Jangan pernah resah dan gundah karena kebaikan Anda pada orang lain justru dibalas dengan perbuatan keji, atau ketika “tangan putih” yang Anda ulurkan dibalas dengan tamparan yang menyakitkan. Betapapun, apa yang Anda cari seharusnya hanya pahala dari kebaikan dari Allah.
BACA JUGA:Â Pelayan yang Selalu Mengatakan ‘Allah Itu Baik, Ia Tak pernah Salah’
Allah berfirman tentang wali-wali-Nya, “Mereka mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,” (QS. Al-Fath: 29)
Juga tentang nabi-nabi-Nya, “Aku tidak meminta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku,” (QS. Shad: 86)
Katakanlah: “Upah apapun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu” (QS. Saba’: 47)
“Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang hamba dibalasnya,” (QS. Al-Lail: 19)
“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk  mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih,” (QS. Al-Insan: 9) []
Referensi: E-book La Tahazan Jangan Bersedih!/DR. ‘Aidh al-Qarni/Qisthi Press