Oleh: Diah Azzahrayan Ad-Dahlani.
APALAGI yang perlu dikhawatirkan? Bukankah selama ini kita yang terlalu takut? Takut, kalau kalau Allah tak cukupi kebutuhan hidup kita.
Takut, kalau ternyata takdir yang kita harapkan tidaklah sesuai dengan kehendak-Nya.
Takut, kalau kita tidak begini, maka akan begitu.
Takut kalau kita tidak begitu, maka akan begini.
Takut kalau kita tidak begitu, maka akan begitu.
Takut kalau kita tidak begini, maka akan begini.
Maka, detik ini… Kita harus lantang katakan. Jangan Khawatirkan takdir. Karena yang perlu kita khawatirkan adalah amalan amalan kita di dunia, yang akan menjadi tiket masuk surga atau neraka?
Hanya Pada-Nya lah takut dan taat itu, bukan pada makhluk-Nya. Jangan sekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak pantas kita sandingkan Dengan-Nya. Karena tidak ada dzat lain yang bisa menandingi-Nya.
Cukup sudah kekhawatiran kita akan takdir. Karena keterbatasan kita, kelemahan diri dan sedikitnya ilmu tidak akan pernah bisa melampaui-Nya. Maka mengapa kita sibuk sekali mencegah sesuatu itu harus terjadi atau sebaliknya.
Sekuat apapun kita meminta takdir itu tidak bekerja atau bekerja sesuai ingin kita. Tapi, kita tidak akan pernah bisa. Takdir bekerja dengan caranya. Ia punya mekanisme terbaik bagi tiap tiap hamba. Tak peduli, seberapa menyulitkan, menyakitkan, tidak menyenangkan, jika takdir itu telah memilih tempatnya. Maka ia akan bekerja dengan cara Terbaik-Nya.
Apalagi yang perlu dikhawatirkan atas takdir? Sedangkan ia begitu amat jelas bagi setiap hamba. Ada kebaikan pada tiap keputusan-Nya. Pada tiap coretan tinta-Nya di buku buku takdir itu. Percayalah!
Maka, mulailah sadari bahwa kita hanyalah hamba. Diciptakan untuk melakukan ibadah terbaik. Dan, hadir untuk menjadi khalifah fil Ardh, melakukan perbaikan di muka bumi ini. Karena, bahkan amalan sepanjang hidup kita saja takkan pernah cukup untuk membalas karunia yang diberikan-Nya.
Amalan amalan itu akan menjadi saksi di yaumil akhir, kelak. Jadi pemberat dalam Keridhoan-Nya, hingga perjumpaan Dengan-Nya adalah hadiah terindah bagi seorang hamba. Semoga kita berkesempatan menatap wajah Tuhan kita, berbincang Dengan-Nya.
Semoga hadirnya kita ke dunia ini, menjadi bagian dari perbaikan dan generasi terbaik bagi
umat ini. []
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.