BEKERJA mencari penghasilan yang halal merupakan hal yang terpuji dalam Islam. Allah memerintahkan manusia agar bekerja dan berusaha untuk mencari yang halal. Allah berfirman,
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”. (QS. al-Mulk: 15)
BACA JUGA: Ini 7 Doa Agar Dimudahkan Rezeki yang Halal
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memuji harta yang baik karena diperoleh dengan cara halal. Beliau berkata kepada Amr bin al-Ash, “Wahai Amr, sebaik-baik harta adalah harta yang shalih yang dimiliki laki-laki yang shalih.” (HR. Ahmad 17763, Ibnu Hibban 3210 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memuji orang yang mendapatkan harta dari jerih payahnya. Beliau bersabda,
مَا أكَلَ أَحَدٌ طَعَاماً قَطُّ خَيْراً مِنْ أنْ يَأكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِه ، وَإنَّ نَبيَّ الله دَاوُدَ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَأكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ
“Tidaklah seseorang mengkonsumsi makanan yang lebih baik dari memakan hasil jerih payahnya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dari hasil jerih payahnya sendiri.” (HR. al-Bukhari 2072)
Demikian juga disebutkan dalam hadis dari Zubair bin Awwam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَأْتِىَ بِحُزْمَةِ الْحَطَبِ عَلَى ظَهْرِهِ فَيَبِيعَهَا فَيَكُفَّ اللَّهُ بِهَا وَجْهَهُ ، خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ
“Kalian mengambil beberapa utas tali, kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar di punggungnya lalu menjualnya, kemudian dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya, itu lebih baik daripada meminta-minta kepada sesama manusia, baik mereka memberi ataupun tidak.” (HR. Ahmad 1407 & Bukhari 1471)
Mencari harta halal dengan cara yang halal merupakan sifat mulia yang telah dicerminkan oleh orang masa silam. Mereka, para ulama di masa silam, juga saling mengingatkan untuk berhati-hati dalam masalah makanan, minuman, dan mata pencaharian.
BACA JUGA: Apakah Keberkahan Rezeki Hilang karena Maksiat?
Dari Abi Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أكَلَ طَيِّبًا ، وعَمِلَ فِي سُنَّةٍ ، وَأَمِنَ الناسُ بَوَائِقَهُ ، دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa mengonsumsi sesuatu yang baik, melaksanakan sunnah, dan masyarakat sekitarnya tidak terganggu dengan keburukannya, maka dia masuk surga.” (HR. Tirmidzi 2711)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
أَرْبَعٌ إِذَا كُنَّ فِيكَ، فَلاَ عَلَيْكَ مَا فَاتَكَ مِنَ الدُّنْيَا: حِفْظُ أَمَانَةٍ، وَصِدْقُ حَدِيثٍ، وَحُسْنُ خَلِيقَةٍ، وَعِفَّةٌ فِى طُعْمة
“Ada empat hal, bila keempatnya ada pada dirimu, maka segala urusan dunia yang luput darimu tidak akan membahayakanmu: menjaga amanah, berkata benar, akhlak baik, dan menjaga urusan makanan.” (HR. Ahmad 6652) []
SUMBER: PENGUSAHA MUSLIM