Oleh: Dika Nugraha
BANYAK manusia lupa dengan tujuan ia diciptakan, lupa dengan dirinya bahkan dengan yang menciptakannya. Ia beranggapan hidup ini hanya sebuah kebetulan yang berujung tanpa pertanggungjawaban.
Tidur, makan dan minum. Seakan hanya untuk itulah manusia diciptakan.
Bekerja dan menikah. Seakan hanya untuk itu pulalah ia diciptakan.
Hewan pun bekerja untuk mendapatkan makanan dari sang majikan, hewan pun “Kawin”, bahkan kawin hewan mungkin lebih sering daripada manusia. Jika hanya begitu apa bedanya manusia dengan hewan?
BACA JUGA: Bisnis itu Ibadah
Jangan engkau lupa bahwa engkau dulunya hanyalah setetes air yang hina. Dari itulah Allah mengubahmu menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging dan menjadikanmu dengan sebaik-baiknya bentuk.
Ibnul Jauzi rahimahullah mengatakan,
Jika engkau ingin melihat hakikat dunia seluruhnya, maka lihatlah kepada tempat sampah, itulah dunia.
Jika engkau ingin melihat hakikat dirimu, maka ambillah segenggam tanah, karena dari itulah engkau diciptakan, engkau kelak akan menjadi itu kembali, dan dari itulah engkau kelak akan dibangkitkan di hari kiamat.
BACA JUGA: Menjelang Kiamat, akan Muncul Para Pendusta
Jika engkau ingin melihat hakikat apa yang ada di mulutmu (yang engkau makan), maka lihatlah apa yang keluar dari tubuhmu saat engkau buang air. (At Tadzkirah fil Wa’zh Ibnul Jauzi)
Jangan sampai engkau lupa akan dirimu sebagai makhluk yang tidak lain diciptakan hanya untuk mengabdi kepada Sang Pencipta. []