“APA mungkin barangku terjatuh di dalam kubur saudaraku,” kata hati seorang perempuan. Ia baru saja ditinggal mati oleh saudaranya. Sesampai di rumah setelah mengikuti prosesi pemakaman, ia menyadari bahwa ada barangnya yang hilang.
Hatinya bingung antara kembali ke area pemakaman untuk mencari barangnya tersebut, atau membiarkan raib begitu saja.
Setelah dipertimbangkan matang-matang, perempuan itu memutuskan untuk mencari barangnya tersebut. Sebab, barang itu sangat berharga baginya. Lalu ia meminta tolong kepada salah seorang sahabatnya untuk menggali kuburan saudarnya itu.
Kemudian, perempuan tersebut menuju ke tempat pemakaman bersama sahabatnya untuk menggali kuburan adiknya. Setelah digali, barang tersebut benar-benar terdapat di dalam kuburan itu.
“Syukurlah, ternyata barangku sudah ketemu,” kata perempuan tersebut.
Setelah mengamankan barangnya yang sempat hilang, tiba-tiba terbesit keinginan dari perempuan tersebut untuk mengetahui kondisi saudaranya yang sudah berbaring di liang lahat. Lalu, ia membuka liang lahat saudaranya. Alangkah kagetnya ia, di dalam liang lahat tersebut ia melihat pancaran api. Ia pun langsung menutup kembali liang lahat tersebut dan bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, ia menemui ibunya dan bertanya, “Wahai Ibu, apakah yang telah dikerjakan saudaraku semasa hidupnya?”
Lalu, Ibu menjawab, “Mengapa kamu bertanya seperti itu?”
“Ibu, aku melihat di dalam liang lahat saudaraku terdapat pancaran api.”
Dengan wajah sedih, ibu menuturkan, “Dahulu, saudaramu sering kali mengakhirkan shalat, mengerjakan shalat tidak berwudhu terlebih dahulu, dan menguping rahasia tetangga, lalu menyebarluaskan rahasia tersebut.” []
Sumber: Saifudin, Ahmad. 2014. Islam Itu Penuh dengan Cinta: Yogyakarta. Pustaka Almajaya.