POTER alias petugas petugas pengangkut barang, sebuah profesi yang kerap dipandang sebelah mata. Namun, sudahkah anda melihat unggahan foto yang kini viral di media sosial tentang poter si stasiun senen?
Unggahan tersebut memperlihatkan para poter yang menunduk, menghormati para penumpang kereta api dengan begitu takjim.
Bersama unggahan itu, tertulis keterangan sebagai berikut:
“Menyaksikan poter melakukan hormat ke penumpang di dalam kereta, lokasi Stasiun Senen.
BACA JUGA: Apapun Profesimu, Syukuri, Nikmati dengan Ikhlas
Mereka berjuang mendapatkan uang kecil kecilan untuk keluarga mereka, meski kadang dicurigai oleh penumpangnya, dicibir karena rebutan, dll. Tapi mereka adalah ayah dari anak-anak mereka agar bisa menyekolahkan mereka dan bisa hidup lebih baik di masa depan.
Cintailah keluargamu apa pun profesinya, sekolah yang benar dan raihlah masa depan agar kelak kalian bisa membahagiakan mereka. Jangan buat orangtua kamu kecewa. karena mereka sudah berkorban untuk kita, banting tulang, peras keringat siang malam, ngutang sana-sini, tidur di jalan, dll.
SHARE yang bangga dengan orangtuanya.”
Nemu ini di Facebook ❤ pic.twitter.com/8mbCaxV8WW
— RyuDeka (@RyuDeka) September 20, 2018
Unggahan tersebut diposting di akun Facebook Eris Riswandi dan diramaikan oleh akun Twitter @RyuDeka.
Walaupun sederhana, kata-kata di atas sepertinya cukup untuk mengingatkan kita untuk menghargai sesama. Apapun profesi atau pekerjaannya. Tak ada yang bisa dipandang sebelah mata. Meski seorang poter di stasiun kereta.
Pada dasarnya, semua manusia berhak berusaha, bahkan wajib. Dengan cara apapun, usaha itu dapat dilakukan demi keluarganya. Yang tidak terhormat adalah jika usaha itu bernilai maksiat. Namun, selama usaha itu termasuk halal untuk dilakukan, why not?
BACA JUGA: Apapun Profesimu Bersyukurlah
Toh, Allah tidak menilai manusia dari pangkat atau jabatannya, melainkan dari ketakwaannya. Ini meliputi proses yang dilakukannya dalam mencari nafkah. Tak peduli berapa penghasilnnya.
Jadi, tak ada alasan bagi manusia manupun untuk merendahkan manusia yang alinnya hanya karena pekerjaannya yang dinilai kasar atau tak berarti di mata mereka. Sebab, sudah selayaknya jasa sekecil apapun yang diberikan orang lain, patut kita hargai. []