SAAT anak bermain, terkadang Ibu tidak bisa mengawasi sepenuhnya karena harus bekerja, mengurus pekerjaan rumah, dan sebagainya. Sehingga beberapa hal yang tidak diinginkan terjadi, seperti anak terjatuh atau terbentur sesuatu hingga timbul memar, benjol, atau lecet pada tubuh dan kepala anak.
Jika terjadi, kamu pasti akan melakukan segala cara agar benturan di tubuh anak cepat reda. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebabkan, jatuh sendiri saat bermain merupakan penyebab utama cedera kepala pada anak usia 9 tahun ke bawah.
BACA JUGA: Fase Pertumbuhan Anak dalam Alquran
Berikut ini pertolongan pertama mengatasi memar, benjol, atau lecet pada anak agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan.
Yuk simak informasinya di bawah ini!
1. Cari tahu penyebab terjadinya benjol dan memar di kepala atau di tubuh anak
Pertama cari tahu penyebabnya, kebanyakan anak mengalami memar atau benjol akibat jatuh saat bermain. Seperti jatuh saat main sepeda, jatuh saat memanjat kursi, terbentur pintu, dan sebagainya. Jika terjadi cedera di kepala masih bersifat ringan, anak tidak mengalami gegar otak atau gejala serius.
Menurut Dr. Bill Sears seorang ahli kesehatan anak di Universitas Toronto, Kanada, tengkorak kepala berfungsi sebagai helm pelindung bagian otak yang lunak. Tengkorak juga dilapisi kulit kepala yang penuh pembuluh darah. Sehingga kebanyakan cedera di kepala anak hanya melukai kulit kepala.
2. Kenali perbedaan dari kondisi benjol dan memar
Kemudian kamu bisa mengenali kondisi benjol atau memar pada kepala atau tubuh anak. Benjol akan muncul jika bagian kepala anak terbentur dengan sangat keras sehingga mengakibatkan darah mengumpul dan membentuk sebuah benjolan di bawah kulit.
Namun jika bagian tubuh yang terbentur ada di bagian yang lunak, maka bekas benturannya akan menjadi memar. Namun perlu kamu ketahui, bahwa bekas memar tidak selalu berwarna biru. Bisa juga berwarna ungu, tergantung dari posisi kulit anak yang terjadi pendarahan.
Di bagian bawah kulit manusia terdapat banyak pembuluh darah, sehingga jika terjadi benturan, pembuluh darah yang berada di bawah kulit akan pecah dan mengeluarkan darah. Namun, karena darah tidak bisa keluar melalui kulit, maka darah akan mengumpul di bagian tubuh yang terbentur.
3. Setelah mengenali kondisinya, lakukan pertolongan pertama
Setelah mengetahui perbedaan benjol dan memar yang terjadi setelah anak terjatuh atau terbentur. Maka lakukan pertolongan pertama dengan cara-cara berikut ini:
Benjol
Seperti terbentur, biasanya anak akan menangis karena terkejut dan timbul rasa nyeri. Cara mengatasinya tergantung dari kondisi anak. Jika terjadi benjolan, maka kompres dengan es batu yang dilapisi kain atau dimasukkan ke dalam kaos kaki.
Namun jangan pernah menempelkan es langsung ke kulit karena bisa melukai kulit anak. Hindari membersihkan luka pada benjol, karena bisa memperparah pendarahan atau menyebabkan komplikasi serius
Memar
Tetapi jika terjadi memar, kamu bisa kompres dengan air dingin atau es pada bagian yang memar untuk memperlambat aliran darah di area yang terbentur. Cara ini juga bisa mengurangi darah yang merembes ke jaringan kulit serta mengurangi pembengkakan dan peradangan.
Cara mengompresnya pun tidak langsung, namun es dibungkus terlebih dahulu dengan kain atau handuk. Lakukan selama 15-20 menit selama 24 jam setelah muncul memar. Memar bisa hilang dengan sendirinya
Lecet atau luka
Sedangkan jika terjadi lecet dengan sedikit berdarah, cukup bersihkan dengan air lalu dikeringkan dengan kain, tanpa diberikan obat antiseptik.
Kamu juga bisa menggunakan kain kasa steril dan berikan tekanan lembut selama 10 menit untuk menghentikan pendarahannya. Biasanya benjol, memar, atau luka akan hilang dalam beberapa hari.
4. Berikan air minum dan biarkan anak tidur agar menjadi lebih tenang
Setelah terjatuh anak biasanya terkejut dan menahan sakit, sehingga perlu ditenangkan. Kamu bisa memberikan air minum agar anak menjadi lebih tenang. Biasanya, anak juga akan menjadi mengantuk karena kelelahan menangis, maka ajak anak untuk tidur agar ia bisa istirahat.
Kamu juga bisa mengalihkan anak dari perasaan tidak nyamannya dengan memberikan camilan favorit anak, menyaksikan kartun kesukaan, atau membacakan buku cerita. Setelah anak tertidur, periksa kondisinya setiap waktu untuk memastikan anak tidur dengan nyaman.
Jika anak dipaksa bangun saat masih mengantuk, kemungkinan besar mereka jadi lebih rewel dan makin sulit dilihat kondisinya. Maka, pastikan anak tidur nyenyak setelah terjatuh. Selain itu, tidur yang nyenyak juga membantu sel tubuhnya untuk memperbaiki diri dan mempercepat penyembuhan.
5. Jika nyeri tak kunjung hilang, berikan obat pereda nyeri sesuai dosis dan usia anak
Pada anak-anak yang masih kecil tentunya belum bisa mengatakan dengan jelas apa yang dirasakan, apakah rasa sakit akibat terjatuh itu ringan, sedang, atau parah.
Namun jika anak merasa sangat kesakitan hingga terganggu cukup parah, kamu bisa membantu mengurangi rasa sakitnya dengan memberikan obat pereda nyeri seperti analgesik, pencegah peradangan, penurun demam seperti parasetamol atau acetaminophen seusai dosis dan usia anak.
Perlu kamu ingat untuk tidak memberikan aspirin pada anak, karena bisa mengakibatkan sindrom Reye’s yang serius dan langka.
6. Berikan pengawasan setiap waktu untuk melihat ada gejala lanjutan atau tidak
Meskipun awalnya anak hanya menangis dan menunjukkan luka memar atau benjolnya, gejala lain yang lebih serius mungkin bisa menyusul. Jika anak menunjukkan gejala-gejala lainnya, maka kamu bisa langsung berkonsultasi dengan dokter.
Dokter nantinya akan mengandalkan informasi mengenai perilaku anak setelah terjadi cedera, bukan pada saat benturan terjadi. Jika anak bangun dari tidurnya mampu berjalan, berbicara, makan, dan berperilaku seperti biasa, berarti tidak ada masalah yang terjadi.
Namun jika setelah 24 jam timbul gejala lanjutan seperti sakit kepala, sulit bangun, tidak bisa menggerakan leher, bicara tidak jelas, susah berjalan, anak mengalami mual hingga muntah, atau demam, hingga benjol yang membesar, maka kamu harus segera membawa anak ke dokter.
7. Berikan perhatian khusus jika memar tidak kunjung hilang dan disertai peningkatan berat badan
Namun jika memar pada anak tidak kunjung hilang dan disertai pendarahan atau nyeri, maka perlu mendapatkan perhatian khusus. Ciri-ciri memar yang tidak normal adalah memar terjadi lebih dari dua minggu, terjadi tanpa sebab, tanpa jatuh, atau cedera.
BACA JUGA: Resep Jus untuk Meningkatkan Kesehatan Tubuh Anak
Selain itu, memar juga disertai dengan peningkatan berat adan secara drastis. Jika terjadi hal berikut maka anak masuk gejala Immune Thrombocytopenic Purpura atau ITP. Kondisi ini terjadi akibat kelainan darah yang disebabkan oleh sistem imun atau kekebalan tubuh anak.
Penyakit ini terjadi akibat kelainan pada sel pembekuan darah atau trombosit yang jumlahnya menurun, sehingga terjadi pendarahan. []
SUMBER: POPMAMA