Oleh: Dyah Widayati
Universitas Muhammadiyah Semarang
dyahwidayati7@gmail.com
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 183).
SETIAP muslim tentunya menginginkan dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan, dan akan menyambutnya dengan suka cita. Karena bagi setiap muslim bulan Ramdhan adalah adalah bulan yang sangat istimewa. Bulan dimana Allah akan melipatgandakan pahala sehingga mampu mencapai derajat taqwa dengan banyak melakukan amal sholih.
“Sesungguhnya telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup; setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yang nilai amal padanya lebih baik dari seribu bulan. Karena itu, siapa saja yang tidak berhasil memperoleh kebaikannya, sesungguhnya dia tidak akan dapat lagi memperoleh kebaikan selama-lamanya.” (HR. an-Nasa’i dan Ahmad).
BACA JUGA: Jangan Habiskan Hidupmu hanya untuk Rebahan!
Situasi Ramadhan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya karena di tengah situasi pandemi virus corona masyarakat dihimbau untuk banyak berdiam diri dirumah, termasuk beribadah. Namun meskipun demikian, bulan Ramadhan tetap istimewa dengan berbagai keutamaan yang seperti dijelaskan pada hadits diatas.
Sehingga seorang muslim akan tetap melakukan dan memperbanyak amalan – amalan dengan tetap bertawakkal atas keadaan yang menimpanya.
Berpuasa membuat diri kita merasa lemas seharian dan membuat tubuh secara tidak langsung merasakan penurunan terhadap kekuatan tubuh ditambah dengan adanya pandemi virus seperti saat ini yang menjadikan kita harus di rumah saja.
Hal inilah yang membuat kebanyakan orang yang berpuasa lebih memilih tidur agar merasakan waktu yang cepat berlalu. Tren anak muda saat ini biasa menyebutnya dengan istilah “rebahan”, sehingga menjadikan puasa di bulan Ramadhan ini banyak yang menyampaikan bahwa tidurnya orang berpuasa adalah ibadah.
Sehingga dengan penyampaian yang semacam ini orang akan bermalas-malasan di bulan Ramadhan bahkan mereka lebih memilih tidur daripada melakukan amal sholih karena termotivasi oleh hadits tersebut.
Padahal faktanya hadits ini adalah hadits dhoif (lemah), karena hadits ini riwatnya bermasalah dan tentu sangat bertentangan dengan semangat yang seharusnya dibangun (sebagaimana Rasulullah menganjurkan untuk meningkatkan ibadah saat Ramadhan).
Tidur dalam waktu yang lama akan membuat tubuh merasakan lemas dikarenakan kurang gerak dan bentuk tubuh tidak ideal. Akan tetapi bila tubuh kita tidak ingin merasa lemas saat berpuasa sebaiknya tetap melakukan aktivitas ringan.
Kuncinya adalah mampu bekerja dengan cermat dan memanfaaatkan sisa energi yang ada, bukan dengan rebahan terus menerus. Untuk itulah kita harus berusaha dan melakukan cara produktif saat bulan Ramadhan. Khususnya pada saat memasuki 10 malam terakhir, karena banyak kaum muslim cenderung akan terlena akhirnya melewatkan keistimewaan malam tersebut.
BACA JUGA: Ramadhan, Kesempatan Emas bagi Muslim Dulang Pahala
Keutamaan 10 malam terakhir Ramadhan memiliki banyak keistimewaan, dimana terdapat beberapa amalan yang bisa dilakukan umat muslim meskipun harus tetap berada dirumah. Diantaranya melaksanakan qiyamul lail, membaca Al-Qur’an, berdzikir, bersedekah, mengikuti kajian online, memperbanyak doa, bertaubat dan beistighfar.
Sehingga bulan Ramadhan tidak hanya diisi dengan kegiatan yang mendekatkan diri pada kemaksiatan, namun diisi dengan kegiatan yang bermaafat dan wujud ketaatan kita terhadap Allah SWT. Aamiin. []