DOSA dibagi menjadi dua macam; yaitu dosa besar dan dosa kecil. Telah pula dibahas definisi dosa besar, yaitu dosa-dosa yang ada had di dunia, atau ancaman di neraka, atau disebut sebagai kekufuran.
Jika telah memahami definisi dosa besar, maka dosa kecil adalah dosa yang tidak ada hukuman (had) di dunia, tidak dilaknat oleh Allah dan RasulNya, dan tidak ada pernyataan bukan mukmin.
Contoh dosa kecil, adalah zina mata, zina hati; sebagaimana sabda Rasulullah dari Abu Hurairah
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan terhadap anak-anak Adam bagian dari zina yang bisa jadi ia mengalaminya dan hal itu tidaklah mustahil. Zina mata adalah pandangan, zina lisan adalah perkataan dimana diri ini menginginkan dan menyukai serta kemaluan membenarkan itu semua atau mendustainya.” (HR. Bukhori)
Hadits tersebut di atas menyebutkan muqadimah zina. Orang yang melakukannya berarti telah mendekati zina. Namun bagi orang yang memandang wanita bukan mahram, bersalaman atau menyentuh, di dunia tidak ada hukumannya, juga tidak dilaknat oleh Allah dan rasulNya saw. Dosa semacam inilah yang dikategorikan sebagai dosa kecil.
Jangan remehkan dosa kecil
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Ketika seorang mukmin berbuat suatu dosa, dosa itu menjadi sebuah noda hitam pada hatinya. Jika ia menyesalinya (memohon ampunan) hilanglah noda itu. Jika ia tidak menyesali perbuatan itu maka noda itu akan membesar dan membesar sehingga menutupi seluruh hatinya.”
Allah SWT menjelaskan dalam firman-Nya, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu telah menutupi hati mereka“ (Al-Muthaffifin:14).
hadits di atas tidak membedakan apakah dosa yang dilakukan besar atau kecil. Setiap dosa
Yang perlu diwaspadai, dosa kecil tidak selamanya kecil. Dalam kondisi tertentu dosa kecil ini akan menjadi dosa besar. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mengubah dosa kecil menjadi dosa besar;
1. Terus-menerus dalam melakukannya
“Tak ada dosa kecil jika dilakukan terus menerus dan tak ada dosa besar jika diiringi istighfar. “
Ucapan ini dinisbatkan kepada Ibnu Abbas ra berdasarkan atsar yang saling menguatkan satu dengan yang lain.
2. Anggapan remeh atas dosa tersebut
Rasulullah saw telah bersabda:
“Berhati-hatilah kalian terhadap dosa kecil, sebab jika ia berkumpul dalam diri seseorang akan dapat membinasakannya.” (HR ahmad dan Thabrani dalam Al Awsath).
Suatu ketika shahabat Anas ra pernah berkata kepada sebagian tabi’in:
“Sesungguhnya kalian semua melakukan suatu perbuatan yang kalian pandang lebih kecil dari pada biji gandum padahal di masa Nabi saw kami menganggapnya sebagai sesuatu yang dapat membinasakan. “(HR Al-Bukhari).
3. Merasa senang dan bangga dengan dosa
Kadang-kadang ada orang yang membanggakan kemaksiatan yang pernah dilakukannya. Misalnya seorang bercerita, bagaimana ia bisa mengolok-olok orang lain, atau bagaimana ia membanggakan koleksi gambar-gambar yang terlarang..
Orang yang bangga dengan dosa berarti sudah begitu lupa dengan bahaya dosa sehingga malah senang tatkala dapat melampiaskan keinginannya yang terlarang. Dan perasaan senang terhadap suatu kemaksiatan menunjukkan adanya keinginan untuk melakukannya, dan tidak ada keinginan untuk bertaubat.
4. Membongkar dan menceritakan dosa yang telah ditutupi oleh Allah
“Seluruh umatku akan dimaafkan kecuali orang yang terang-terangan dalam dosa (al mujahirun), termasuk terang-terangan dalam dosa ialah seorang hamba yang melakukan dosa dimalam hari lalu Allah menutupinya ketika pagi, namun ia berkata: “Wahai fulan aku tadi malam telah melakukan perbuatan begini dan begini!” (HR Muslim)
6. Jika pelakunya adalah orang alim yang jadi panutan atau dikenal keshalihannya
Yang demikian apabila ia melakukan dosa itu dengan sengaja, disertai kesombongan atau dengan mempertentangkan antara nash yang satu dengan yang lain maka dosa kecilnya bisa berubah menjadi besar. Tetapi lain halnya jika melakukannya karena kesalahan dalam ijtihad, marah atau yang semisalnya maka tentunya itu dimaafkan.
Agar dosa Kecil terampuni
Dipandang dari segi terhapusnya dosa, dosa kecil lebih mudah terhapus. Pada umumnya dosa terhapus jika pelakunya melakukan taubat nasuha, taubat yang tulus dan sungguh-sungguh. Tetapi pada dosa kecil kadang-kadang akan terhapus tanpa melalui taubat. Dosa kecil bisa terhapus dengan amal shaleh yang dilakukan oleh seseorang. []