Oleh: Muhammad Satria Andika
UCAPAN “Insya Allah” jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia maka memiliki makna “Jika (Allah) menghendaki”. Kalimat yang bermakna amat berat, bukan? Mengucapkan kalimat Insya Allah berarti kita sudah berjanji dengan membawa nama Allah yang sesungguhnya adalah Dzat pencipta serta pemelihara Bumi, alam semesta, jagat raya dan seluruh isinya. Dengan mengucapkan insya Allah, berarti kita semua bergantung kepada Allah untuk menentukan apakah sesuatu itu bisa dilakukan dengan baik atau tidak.
Terkadang kita sering melihat atau bahkan pernah sekali-kali melakukan sebuah percakapan, dan menentukan pertemuan berikutnya. Ketika ditanya apakah kita mampu, maka kita akan menjawab dengan ucapan “Insya Allah”, tapi bagi sebagian orang, kalimat Insya Allah ini sendiri sudah berkurang maknanya. Atau mungkin dianggapnya sepele, dan ternyata yang mengucapkan kalimat Insya Allah terkadang tidak dengan serius mengucapkannya, dan kadang yang mengucap belum tentu benar-benar akan berusaha untuk menepati janjinya meskipun Allah Ta’ala sudah menghendaki mereka untuk menjalankan janji yang sebelumnya sudah terlanjur mereka ucapkan.
Hati-hati, jangan remehkan ucapan “insya Allah” karena ternyata hal tersebut berarti kita juga telah meremehkan bantuan yang diberikan oleh Allah Ta’ala. Dengan kita berkata “jika Allah mengizinkan”, maka kita telah membuat sebuah perjanjian dengan Allah Azza Wa Jalla dan akan melakukan janji tersebut jika tidak ada hal mendesak yang membuat perjanjian tersebut terpaksa digagalkan seperti misalnya kecelakaan hebat yang membuat kita tidak lagi bisa pergi, atau sebuah badai besar yang menghalangi kita untuk datang ke tempat yang sebelumnya sudah sama-sama dijanjikan oleh kedua belah pihak jauh-jauh hari.
Ketika kita berjanji pada seseorang, kita tidak tahu apakah kita akan mampu menepatinya atau tidak. Karena hal inilah, kita harus mengucapkan “insya Allah” saat berjanji, karena kita sebagai manusia hanya memiliki rencana dan Allah-lah yang akan membuat semua hal terjadi. Hal yang sama pernah terjadi pada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika pada masa tersebut ada sekelompok orang Quraisy yang bertanya kepada beliau mengenai ashaabul kahfi, roh, dan kisah-kisah mengenai Dzulqarnain.
Pada saat itu, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata untuk datang kembali besok dan beliau akan menceritakan. Esok harinya, wahyu dari Allah sengaja datang terlambat, dan yang datang adalah surat Al-Kahfi ayat 23 dan 24 yang menyebutkan bahwa kita harus mengucapkan “Insya Allah” pada setiap janji karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Karena itu, jangan remehkan ucapan “Insya Allah”.
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu: ‘Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi’, kecuali (dengan menyebut): ‘Insya Allah’. Dan ingatlah kepada Rabb-mu, jika kamu lupa, dan katakanlah: ‘Mudah-mudahan Rabb-ku akan memberiku petunjuk, kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini’.” – (QS.18:23-24). []