PEMBAHASAN tentang bendera Islam menyeruak kembali ke permukaan pasca debat yang ditayangkan langsung sebuah stasiun televisi swasta nsional. Sebagai muslim tentunya kita perlu memahami persoalan ini dengan jelas, sehingga tidak terjadi salah persepsi dalam memahami bendera yang dinamakan Ar Rayyah dan Al Liwa.
Dalam Musnad Imam Ahmad dan Tirmidzi, melalui jalur Ibnu Abbas meriwayatkan: “Rasulullah Saw telah menyerahkan kepada Ali sebuah panji berwarna putih, yang ukurannya sehasta kali sehasta. Pada liwa (bendera) dan rayyah (panji-panji perang) terdapat tulisan ‘Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah’. Pada liwa yang berwarna dasar putih, tulisan itu berwarna hitam. Sedangkan pada rayyah yang berwarna dasar hitam, tulisannya berwarna putih.”.
Al-Liwa merupakan bendera resmi Daulah Islam di masa Rasulullah Saw dan para Khalifah setelahnya.
Kesimpulan dari Imam al-Sarakhsiy, dan dikuatkan dalam kitab Syarh As-Sair al-Kabir, karya Imam Muhammad bin al-Hasan as-Syaibaniy menyebut, “Liwaa adalah bendera yang berada di tangan Penguasa. Ar-Rayyah, adalah panji yang dimiliki oleh setiap pemimpin divisi pasukan, di mana semua pasukan yang ada dalam divisinya disatukan di bawah panji tersebut. Liwaa hanya berjumlah satu buah untuk keseluruhan pasukan. Liwa digunakan sebagai patokan pasukan ketika mereka merasa perlu untuk menyampaikan keperluan mereka ke hadapan penguasa (Imam). Liwa dipilih berwarna putih. Ini ditujukan agar ia bisa dibedakan dengan panji-panji berwarna hitam yang ada di tangan para pemimpin divisi pasukan.” []