TIDAK perlu kita ragukan barang sedikitpun bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Bijaksana, tidak sedikit pun Allah SWT menganiaya hamba-Nya. Allah SWT berfirman,
“Benar-benar Kami akan menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan, serta kekurangan harta, lenyapnya nyawa, dan sedikitnya buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar. Yaitu orang-orang yang apabila tertimpa musibah mereka mengatakan, ‘Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah, dan kami juga akan kembali kepada-Nya’. Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan pujian dari Rabb mereka dan curahan rahmat. Dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (Qs. al-Baqarah: 155-157)
BACA JUGA: Apakah Menjadi Muslim atau Bukan Sudah Ditakdirkan?
Rasulullah SAW bersabda,
“Apabila Allah menghendaki hamba-Nya mendapatkan kebaikan maka Allah segerakan baginya hukuman di dunia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan untuknya maka Allah akan menahan hukumannya sampai akan disempurnakan balasannya kelak di hari kiamat.” (HR. Muslim)
Di dalam hadits yang agung ini Rasulullah SAW memberitakan bahwa ada kalanya Allah SWT memberikan musibah kepada hamba-Nya yang beriman dalam rangka membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran dosa yang pernah dilakukannya selama hidup.
Hal itu supaya nantinya ketika dia berjumpa dengan Allah SWT di akherat maka beban yang dibawanya semakin bertambah ringan. Demikian pula terkadang Allah SWT memberikan musibah kepada sebagian orang akan tetapi bukan karena rasa cinta dan pemuliaan dari-Nya kepada mereka namun dalam rangka menunda hukuman mereka di alam dunia sehingga nanti pada akhirnya di akherat mereka akan menyesal dengan tumpukan dosa yang sedemikian besar dan begitu berat beban yang harus dipikulnya ketika menghadap-Nya.
Di saat itulah dia akan merasakan bahwa dirinya memang benar-benar layak menerima siksaan Allah. Allah memberikan karunia kepada siapa saja dengan keutamaan-Nya dan Allah juga memberikan hukuman kepada siapa saja dengan penuh keadilan. Allah tidak perlu ditanya tentang apa yang dilakukan-Nya, namun mereka -para hamba- itulah yang harus dipertanyakan tentang perbuatan dan tingkah polah mereka.
Di antara pelajaran berharga bagi kehidupan kita dari hadits yang agung ini adalah:
BACA JUGA: Belum Beriman Muslim Jika Masih Salahkan Takdir
- Allah memiliki kehendak yang sesuai dengan kemuliaan dan keagungan diri-Nya.
- Kebaikan dan keburukan semuanya ditakdirkan oleh Allah SWT.
- Cobaan/musibah yang menimpa orang-orang yang beriman merupakan salah satu tanda kebaikan baginya selama hal itu tidak menyebabkannya meninggalkan kewajiban atau terjatuh dalam perkara yang diharamkan.
- Semestinya seseorang merasa khawatir atas kenikmatan dan kesehatan yang selama ini senantiasa dia rasakan. Sebab boleh jadi itu adalah istidraj atau bentuk penundaan hukuman baginya, sementara dia tahu betapa banyak maksiat yang telah dilakukannya.
- Wajibnya untuk berprasangka baik kepada Allah SWT atas segala perkara dunia yang tidak mengenakkan yang menimpa diri kita.
- Hadits ini juga menunjukkan bahwa pemberian Allah SWT kepada hamba-Nya tidak selalu mencerminkan bahwa Allah SWT meridhai hal itu untuknya. Seperti contohnya orang yang setiap kali hendak minum khamr kemudian dia selalu mendapatkan kemudahan untuk mendapatkannya, atau bahkan memperolehnya secara gratis. Maka ini semua bukanlah bukti kalau Allah menyukai hal itu untuknya. []
SUMBER: MUSLIM