Oleh: Mila Munawaroh
TADI sore, saat melewati sebuah sekolah favorit di kota saya, di jam-jam sibuk bubar sekolah, sedikit macet, jadilah saya memerhati kanan-kiri selagi si mamang gojek berjuang selap-selip di antara pengemudi kendaraan lain.
Pandangan saya tertuju pada segerombolan anak remaja berseragam putih-abu, laki-laki dan perempuan, sedang tertawa kegirangan, tentu saja mereka murid sekolah ini, entah karena apa tawa renyah itu tercipta.
BACA JUGA: Adab dan Universitas
Tapi seingat saya, masa remaja adalah masa-masanya mudah tertawa, semua hal bisa terlihat konyol dan lucu, hehehe.
Tapi bukan tawa mereka yang sedang saya perhatikan saat itu. Melainkan makanan dan minuman yang mereka santap dengan tangan kiri, sambil berjalan pula.
Sepersekian detik saya berkesimpulan, tidak semua sekolah mengajarkan adab, setidaknya adab makan, bahkan sekolah favorit sekalipun.
Di titik ini, peran orang tua, khusunya Ibu sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya amatlah penting.
BACA JUGA: Mendahulukan yang Kanan, Adab Berpakaian dalam Islam
Jangan sampai, kita lebih sibuk mengajarkan nama-nama ikan dalam bahasa Inggris saat anak kita masih balita, tapi lupa membiasakan basmallah, tangan kanan, dan duduk ketika makan.
Jangan sampai, kita lebih sibuk memperhatikan nilai akademik anak, tapi lupa memperhatikan nilai-nilai kehidupannya.
Sudah gitu, duh, mohon maaf yang tidak berkenan, ini semua gara-gara kemacetan. []