TAK semua orang mampu memverifikasi sebuah berita atau informasi, valid atau tidak valid, benar atau hoax. Yang mampu pun kadang tak sempat.
Tapi ada satu kaidah penting, yang semua orang pasti mampu melakukannya, siapapun dia. Karena ia sebenarnya tak harus melakukan apapun.
Kaidahnya: Jangan sebarkan atau bagikan informasi dan berita apapun sebelum anda pastikan kebenaran informasi dan berita tersebut.
BACA JUGA: Apa kabar niat?
Jadi, kalau anda tak mampu atau tak punya waktu untuk mengecek kebenaran suatu berita, abaikan saja, dan jangan ikut menyebarkannya. Semudah itu.
Tidak usah berhalusinasi bahwa anda ini penyelamat dunia, dan jika informasi yang anda dapatkan tersebut tak segera disebarkan, dunia akan hancur.
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا
Terjemah: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang orang fasiq membawa berita kepada kalian, hendaklah kalian verifikasi (cek kebenaran) berita tersebut.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 6)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ
Terjemah: “Cukup seseorang dianggap berdusta, jika ia menyampaikan semua yang ia dengar.” (H.R. Muslim)
BACA JUGA: Kabar dari Langit
Ayat dan Hadits di atas menunjukkan wajibnya verifikasi berita yang datang, terlebih dari orang yang tidak tsiqah (bisa diterima informasinya), dan haramnya menyampaikan informasi yang diragukan kebenarannya.
Dan ketsiqahan penyampai berita harus benar-benar dilihat dari kebiasannya selama ini, apakah termasuk orang yang hati-hati atau yang biasa sembarangan dalam menyebarkan berita. Jangan terjebak dengan label “ustadz” atau “kiyai”, karena sebagian yang dilabeli itu ternyata terbiasa menyebarkan info hoax, wal ‘iyadzu billah.
Web: Abufurqan.net
Facebook: Muhammad Abduh Negara