GUNUNG Anak Krakatau kini statusnya dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) sejak Kamis (27/12/2018). Hal itu disampaikan oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi dalam keterangan resminya.
Akibatnya, hujan abu vulkanik tipis masih terus mengguyur ke beberapa wilayah seperti Cilegon, Anyer, dan Serang. Untuk mencegah bahaya yang ditimbulkannya, masyarakat diimbau waspada terhadap paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu kesehatan.
BACA JUGA: Anak Krakatau Erupsi Tiap 20 Detik sekali, Ahli: Ini Kejadian Spesial
Melansir dari Himedik, abu vulkanik dari gunung berapi adalah sejenis partikel yang dimuntahkan ke udara sejauh bermil-mil. Partikel yang dimuntahkan tersebut tercampur dengan air sehingga membentuk sejenis polusi yang disebut vog .
Menurut American Lung Association, abu vulkanik sangat berbahaya bagi manusia. Terutama bagi orang yang memiliki riwayat penyakit paru-paru. Paparan abu vulkanik gunung berapa dapat memicu serangan asma, batuk, dan iritasi pernapasan.
Untuk itu, American Lung Association merumuskan pedoman aman menghadapi hujan abu vulkanik. Jika berada di dalam rumah, sebaiknya tetap di dalam sampai abu mengendap. Tutup pintu dan jendela, lalu letakkan handuk basah di bibir pintu dan jendela.
Apabila hendak pergi ke luar rumah, hindari mengemudi. Jika terpaksa, maka sebaiknya menutup jendela dan ventilasi mobil. Pendingin udara hanya boleh digunakan dalam mode resirkulasi.
BACA JUGA: Gunung Anak Krakatau Alami Letusan Surtseyan Sejak 22 Desember, Apa Artinya?
Dan yang paling penting adalah selalu pakai masker. Tapi jangan asal masker, gunakan masker yang didesain khusus dan lebih kuat. Untuk meminimalisir kemungkinan partikel kecil abu vulkanik terhirup.
Dokter menyarankan, gunakan masker dengan filter HEPA karena mampu menyaring partikel halus nan berbahaya. Selain itu, bisa juga memakai masker N-95. []
SUMBER: SUARA | HIMEDIK