PERNAHKAH kamu merasa pikiranmu terus berputar, menganalisis satu hal berulang kali tanpa ujung? Mungkin kamu memikirkan kesalahan masa lalu, mengkhawatirkan masa depan, atau merasa cemas akan hal-hal yang belum tentu terjadi. Inilah yang disebut overthinking—kondisi ketika seseorang terlalu banyak berpikir, sering kali sampai melewati batas wajar.
Banyak orang menganggap overthinking adalah hal yang sepele atau bahkan dianggap wajar. Padahal, jika dibiarkan terus-menerus, overthinking bisa berdampak serius, bukan hanya pada kesehatan mental, tetapi juga pada kualitas iman seseorang.
BACA JUGA: Ingin Hindari Stres? Lakukan 5 Hal yang Bisa Membuatmu Bahagia Ini
Apa Itu Overthinking?
Secara sederhana, overthinking adalah kecenderungan untuk memikirkan suatu hal secara berlebihan hingga menyebabkan stres, kebingungan, dan ketidakpastian. Orang yang overthinking sulit membuat keputusan, sering ragu-ragu, dan terus-menerus memutar ulang skenario dalam pikirannya.
Overthinking bisa muncul dalam dua bentuk utama:
-
Ruminasi – Mengulang-ulang kesalahan masa lalu.
-
Kekhawatiran berlebihan – Terus memikirkan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Dampak Overthinking pada Kesehatan
1. Kesehatan Mental Terganggu
Overthinking adalah akar dari banyak gangguan kecemasan (anxiety) dan bahkan depresi. Ketika seseorang terus-menerus tenggelam dalam pikirannya sendiri, ia rentan merasa tidak tenang, mudah panik, dan kehilangan kendali terhadap emosi.
2. Gangguan Tidur
Pikiran yang aktif tanpa henti membuat sulit tidur, bahkan saat tubuh sudah lelah. Akibatnya, kualitas tidur menurun, yang berimbas pada kelelahan fisik dan emosi di siang hari.
3. Menurunnya Fokus dan Produktivitas
Orang yang overthinking cenderung sulit berkonsentrasi. Energi mental habis untuk memikirkan hal yang belum tentu terjadi, sehingga tugas-tugas yang nyata di depan mata menjadi terbengkalai.
4. Dampak Fisik
Stres kronis akibat overthinking bisa memicu gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, detak jantung tidak beraturan, bahkan melemahkan sistem imun.
Dampak Overthinking pada Iman
Dalam konteks keimanan, overthinking bukan hanya persoalan psikologis, tapi juga spiritual. Ketika pikiran terus-menerus dikuasai oleh kekhawatiran, keraguan, dan rasa takut akan masa depan, kepercayaan kepada Allah sebagai sebaik-baik perencana menjadi goyah.
1. Mengikis Rasa Tawakal
Overthinking sering kali muncul karena rasa ingin mengendalikan segalanya. Padahal dalam Islam, kita diajarkan untuk berusaha sebaik mungkin, lalu bertawakal—berserah diri kepada Allah. Saat overthinking merajalela, hati sulit tenang karena tidak percaya penuh bahwa Allah akan mengatur yang terbaik.
“Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).”
(QS. At-Talaq: 3)
2. Mengganggu Keikhlasan
Terlalu memikirkan penilaian orang lain atau takut gagal bisa membuat seseorang kehilangan keikhlasan. Ia beramal bukan lagi karena Allah, melainkan karena takut akan persepsi manusia.
3. Menimbulkan Was-was (Keraguan dalam Ibadah)
Dalam Islam, overthinking juga bisa memicu was-was—rasa ragu berlebihan dalam beribadah, seperti merasa wudu belum sah atau shalat belum benar, padahal sudah dilakukan dengan benar.
“Sesungguhnya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”
(QS. Al-Baqarah: 286)
Cara Mengatasi Overthinking dari Sisi Psikologis dan Spiritual
1. Sadari dan Akui
Langkah pertama adalah menyadari bahwa kita sedang overthinking. Jangan menyangkal atau menghakimi diri sendiri, tapi hadapi dengan jujur.
2. Latih Pikiran untuk Hidup di Saat Ini
Mindfulness atau kesadaran penuh pada momen sekarang sangat efektif untuk meredam overthinking. Fokus pada apa yang bisa dikendalikan saat ini, bukan apa yang belum atau sudah terjadi.
3. Berdoa dan Berdzikir
Mendekatkan diri kepada Allah adalah penenang hati terbaik. Dzikir seperti “Hasbunallah wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah sebagai penolong kami) bisa menjadi afirmasi spiritual saat pikiran mulai tidak terkendali.
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
4. Kurangi Stimulus Negatif
Batasi konsumsi informasi yang memicu kecemasan—seperti berita berlebihan, media sosial yang memancing perbandingan, atau obrolan yang membuat resah. Gantikan dengan hal-hal yang membawa ketenangan.
5. Bicara dengan Orang Terpercaya atau Konselor
Kadang, overthinking bisa diredakan hanya dengan menceritakan isi pikiran kepada orang lain. Jika perlu, jangan ragu konsultasi ke psikolog atau ustaz yang bijak.
BACA JUGA: 2 Obat Stress Menurut Al-Quran
Overthinking bukan hal sepele. Ia bisa merusak kesehatan jiwa, mengganggu fisik, bahkan melemahkan keimanan. Dalam Islam, ketenangan hati adalah anugerah yang sangat berharga—dan salah satu jalannya adalah dengan menyerahkan yang di luar kendali kepada Allah.
Mengelola pikiran adalah bentuk jihad kecil yang sangat penting di zaman ini. Jangan biarkan overthinking mencuri bahagiamu. Karena ketika hati berserah, pikiran akan tenang. Dan ketika pikiran tenang, jalan hidup pun terasa lebih lapang. []