TERKADANG seseorang enggan untuk bermimpi. Apalagi jika mimpi itu terlampu tinggi. Mengapa? Sebab, kebanyakan mereka takut akan terjatuh. Ya, ketika mimpi tidak tercapai, maka ia takut akan merasakan sakitnya jatuh, setelah ia berusaha untuk meraihnya. Padahal, anggapan seperti itu salah!
Untuk menjadi orang sukses, yang menjadi impian banyak orang, maka kita harus berani untuk bermimpi. Jangan pernah takut untuk bermimpi setinggi-tingginya. Sebab, untuk meraihnya kita hanya perlu berusaha dengan sungguh-sungguh. Selebihnya Allah-lah yang menentukan.
Ingatlah kesuksesan itu berlaku bagi siapa saja. Bukanlah syarat Anda harus menjadi direktur untuk menjadi orang penting, menjadi panglima untuk menjadi terhormat, atau menjadi pemimpin untuk menjadi sukses. Anda bisa menjadi seperti mereka itu apa pun profesi Anda, pekerjaan Anda, atau usaha Anda.
Jika Anda tidak mampu menjadi matahari yang menyinari, jadilah bintang di atas langit. Jika Anda bukan seorang penulis ulung, jadilah seorang orator yang mampu mengambil perhatian orang atas penyampain Anda. Jika Anda belum bisa mencapai apa yang Anda inginkan, tekunlah dalam segala apa yang Anda geluti. Ukuran kemenangan dan kesuksesan bukanlah mengenai apa pekerjaan Anda atau usaha Anda, tetapi apa yang terbaik yang telah Anda lakukan di mana tempat Anda berada.
Bukanlah kegagalan itu belum tercapainya tujuan, tetapi kegagalan itu Anda tidak mau berusaha. Kegagalan adalah kegagalan diri. Kemenangan adalah teman bagi orang yang telah meletakkan kedua matanya. Jika dalam usaha Anda mengalami kegagalan, jangan putus asa. Ingatlah segala sesuatu itu terjadi atas kehendak Allah. Sesungguhnya, Dia mampu melakukan segala sesuatu, janganlah berputus asa.
Ada seorang pemuda bercerita. Aku mengalami kecelakaan mobil sehingga harus kehilangan dua kakiku. Aku sangat sedih dan depresi. Dunia seolah sudah menjadi hitam kelam. Aku tidak tahu apa yang tersembunyi untukku, apa yang bisa aku lakukan, bagaimana bisa aku membangun rumah dan berkeluarga nanti? Namun, kejadian ini tidak melemahkan imanku, bahkan bertambah kuat. Aku teringat perkataan Ibnu Qayyim Rahimahullah, kalau seorang berdiri di depan gunung dan ia mempunyai keinginan kuat untuk menghilangkannya, gunung itu akan hilang atas izin Allah dan kerjanya.
Aku ambil keputusan untuk mengalahkan perasaan. Aku akan mewujudkan sesuatu yang belum pernah diwujudkan oleh orang lain. Aku ingin melakukan sesuatu pekerjaan yang akan mendapatkan keridhaan Allah. Aku tidak mampu untuk bergerak dan berjalan maka aku putuskan untuk belajar komputer. Aku mendapatkan ijazah cumlaude dalam komunikasi. Aku menjadi ketua untuk orang-orang yang berjalan dengan kedua kaki mereka. Aku mampu melakukan ini atas pertolongan Allah. Kemudian dengan mengerahkan segala kekuatan dan kemampuan untuk meraih cita-cita, atas keutamaan dari Allah, aku mampu mewudjukan apa yang kumpimpikan dan apa yang kuinginkan.
Bukalah hati Anda untuk bermimpi. Apa saja mimpi Anda, di sana ada harapan. Ketika ada harapan, ada keinginan untuk hidup. Ketika ada keinginan untuk hidup, ada usaha untuk mewujudkan mimpi. Ketika terwujud mimpi, Anda telah memegang kunci kesuksesan. Ketika Anda sukses di dunia dan beramal untuk kemengan di akhirat, Anda sudah memegang kunci kebahagiaan kedua-duanya. []
Referensi: Bermalam di Surga/Karya: Dr. Hasan Syam Basya/Penerbit: Gema Insani Jakarta 2015