Oleh: Ummu Zayta
Kontributor Islampos
KALAU ada orang yang biasa gajian bulanan, ketika akhir bulan sudah deg degan, biasanya karena apa? Karena lihat nominal uang yang tersisa bukan. 5000 rasanya tak mungkin bisa menutupi kebutuhan untuk sepekan akhir.
Kalau ada orang yang uring uringan ketika mengalami musibah, ditipu, kehilangan, kecopetan, kemalingan biasanya karena apa? Tak salah lagi tentu karena lihat nominal. Kalau kehilangan cuma gopek pasti tak sepanik bila kehilangan jutaan. Rupanya nominal sudah berhasil mengobok obok perasaan.
BACA JUGA: Bahteramu Mau Dibawa Kemana?
Standar ukuran pekerjaan yang bagus pun biasanya juga lihat nominal. Gaji besar merasa sudah tenang, menganggap kebutuhan akan bisa tertutupi dengan uang yang banyak, tapi jika kecil was was selalu menghantui.
Selama ini ternyata “nominal” jadi biang kerok pupusnya keyakinan terhadap rezeki Allah. Padahal rezeki Allah itu bukanlah nominal uang. Melainkan tercukupinya segala kebutuhan. Bukan tercukupi segala keinginan.
Buktinya betapa banyak kebutuhan terpenuhi dengan nominal yang sedikit. Berapa banyak nominal yang banyak tapi tak pernah mencukupi. Gali lobang gali terus.
Matematika Allah tak akan pernah sama dengan matematika manusia. Perhitungan Allah tak kan bisa dijangkau oleh perhitungan manusia. Sejatinya rezeki terbesar bagi seorang hamba adalah nikmat iman dan Islam yang tidak akan bisa ditukarkan dengan dunia beserta isinya.
BACA JUGA: Lakukan Maksiat; Pilihan Atau Takdir?
Karena nikmat itulah yang menjadi penentu kebahagiaan yang abadi selamanya.
Semoga kita termasuk orang yang tak tertipu oleh “si nominal”.
Allahu a’lam bi showab. []