VIRUS corona kini sedang menghantui Indonesia sehingga masyarakat mengalami kepanikan yang luar biasa, yang kemudian lebih menyakitakan adalah para pembesar-pembesar rezim mengeluarkan pernyataan nyeleneh misalnya corona bisa sembuh dengan sendiri, corona tidak lebih bahaya dari difteri.
Menkes Terawan pernah mengungkapkan keherannya terkait mengapa masyarakat begitu heboh dengan virus corona, menurutnya angka kematian flu biasa justu lebih tinggi dari virus corona, bahkan virus corona adalah virus biasa saja. (pinterpolitik.com 4/3/2020).
Saat ini sedang viral di media sosial terkait dengan penjualan m asker yang disita oleh polisi dari sejumlah penimbu dengan harga 4000/10 lembar masker. Menko Polhukam Muhammad Mahfud MD menyatakan polisi yang menjual masker hasil sitaan bisa mengembalikan uang hasil penjualannya kepada negara.Tindakan tersebut tidak melanggar hukum. (hotgrid.id 7/3/2020).
BACA JUGA: Wabah Corona dan Utang Kita Semua
Kehebohan (panic game) yang terjadi di tengah masyarakat ditandai dengan meroketnya harga masker dan sulit unuk mendapatkannya. Tak ketinggalan juga, masyarakat memborong cairan antiseptik, hand sanitizer dan sembako. Bukannya bersikap empati dengan membagikan secara gratis malah mengambil keuntungan di tengah kepanikan rakyatnya.
Jakarta-Badan Pusat Statatistik (BPS) mencatat ekspor masker dari Indonesia ketiga negara naik signifikan dalam dua bulan di awal 2020. Indonesia sendiri mengekspor masker ke Singapura, Cina, dan Hong kong. Berdasarkan data BPS yang diterima detik.com, Jakarta (17/3/2020), kenaikan nilai ekspor produk berkode Hs 63079040 ini cera total naik 504,534%. Angka tersebut didapat dari total ekspor US$14.996 di tahun 2019 menjadi US$75,67 juta di dua bulan awal 2020.Kenaikan ekspor paling signifiakn terjadi ke China, di mana pada akhir tahun lalu hanya senilai US$496 Menjadi 26,43 juta atau meningkat 5,3 juta persen per Februari 2020.Sekali lagi Begitu mirisnya di tengah-tengah kepanikan masyarakat dan kelangkaan masker justru diekspor hanya untuk mengejar keuntungan semata, sedangakan rakyatnya harus membeli dengan harga selangit.
Lalu bagimana Islam mengatasi malah wabah penyakit ini?
Penyebaran virus corona semakin meluas.Menurt data John Hopkins University (JHU), virus corona sudah menyebar hingga ke lebih dari 119 negara. Di indonesia sendiri sudah semakin bertambah jumlahnya namun pemerintah sendiri belum mau melakukan lockdown (penguncian) suatu kawasan.
Untuk mengatasi wabah ini diperlukan keseriuasn dan peran aktif dari negara tidak cukup melibatkan masyarakat atau kelompok masyarakat karena virus corona ini sudah menjadi pandemik. Negara harus memberikan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana mencegah agar tidak terkena virus ini dan Negara juga harus memenuhi kebutuhan pokok (makan) warga negaranya sehingga dapat hidup dengan sehat, pemberian nutrisi yang cukup, melarang warga negaranya memakan makan yang mentah terutama bahan dasar hewan.
Di zaman Rasulullah pernah terjadi wabah penyakit kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya. Kala itu ,Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami kusta atau lepra. Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda”Jangan terus menerus melihat orang yang mengidap penyakit kusta.” (HR Bukhari). Rasululllah bersabda “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya,tapi jika terjadi wabah ditempat kamu berada maka jangan tinggalkan tempat itu.” (HR. Bukhari)
Rasulullah bersabda”Mintalah oleh kalian kepada Allah ampunan dan kesehatan sesungguhnya setelah nikmat iman, tak ada lagi lebih aik yang diberikan kepada seseorang muslim selain nikmat sehat.” (HR. Muslim)
BACA JUGA: Menyikapi Musibah dan Wabah Virus Corona dalam Islam
Islam mampu mengatasi persoalan hidup manusia termasuk bagaimana memenuhi kesehatan untuk warga negaranya, karena kesehatan merupakan hak untuk semua warganegranya dan negara tidak boleh acuh atau lalai apalagi mengambil keuntungan ditengah-tengah kepanikan atas virus atau wabah yang melandang suatu wilayah.
Kita ambil contoh bagiamana Khilafah umar bin Khatthtab mengalokasikan anggran dari baitul mal unuk mengatsi wabah penyakit lepra di Syam. Perlu dipahami bahwa negara seharusnya bertanggungjawab menjauhkan segala aspek komersial pada sistem dan pelayanan kesehatan.
Dalam pandangan Islam sekali lagi negara dan pemerintah wajib berada garda terdepan dalam segala kebatilan dan kesengsaran yang menimpah rakyatnya.Rasulullah bersabda “Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun membahayakan orang lain.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah) []
OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.