KETIKA janin usia 4 bulan atau 16 pekan, terjadi sebuah peristiwa yang istimewa. Muslim mempercayai bahwa pada usia tersebut, ruh ditiupkan. Hal ini sejalan dengan pandangan medis terkait perkembangan janin dalam rahim ibu.
Kejadian Istimewa pada Janin Usia 4 Bulan dalam Pandangan Medis
Janin memang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Pada usia tertentu, janin mengalami perubahan-perubahan bentuk dan aktivitas.
Imam Rasjidi dalam buku Panduan Kehamilan Muslimah menjelaskan, pada pekan ke-16 panjang janin dari kepala sampai bokong adalah 10, 6-12 cm dengan berat berkisar 8-110 gram. Kepala janin berada pada posisi lebih tegak, matanya sudah berpindah lebih dekat ke bagian depan wajah. Telinganya sudah hampir mencapai posisi akhir sehingga pendengaran janin sudah mulai berfungsi.
BACA JUGA: Wanita Hamil Sempurna Agamanya
Kemudian juga pada usia janin di pekan ini adalah sensitivitas terhadap cahaya dan cegukan yang berat. Hal itu menandai adanya suatu awal dari proses pernapasan. Itu tidak bisa dirasakan karena seluruh sistem tubuh bayi berisi udara, sedangkan tungkai bayi sudah tumbuh lebih panjang dari lengan. Sementara itu, kuku jari tangan sudah terbentuk sempurna, dan semua sendi serta anggota gerak bisa bergerak.
Paka pekan ini juga biasanya ibu hamil akan ditawari pemeriksaan darah pra-persalinan untuk memeriksa cacat atau kelainan bawaan. Tes penapisan dengan banyak penanda, di antaranya mengukur kadar alfa fetoprotein (AFP) yang biasanya dilakukan antara pekan 15 dengan 20.
Kejadian Istimewa pada Janin Usia 4 Bulan dalam Pandangan Syariat
Hal yang paling istimewa dalam usia janin ke-16 pekan adalah Allah SWT meniupkan ruh-Nya kepada janin tersebut. Dalam hadis shahih disebutkan bahwa Allah SWT meniupkan ruh di usia kandungan empat bulan. Sedangkan berdasarkan pendapat mayoritas ulama, ruh mulai ditiupkan pada janin pada usia 120 hari atau empat bulan.
Hadisnya didasarkan kepada sabda Rasulullah ﷺ:
إنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ،
“Inna ahadakum yujma’u khalquhu fi bathni ummihi arbaina yauman nuthfatan, tsumma yakunu alaqatan mitsla dzalika, tsumma yakunu mudhghatan mitsla dzalika, tsumma yursalu ilaihil-malaku fayanfukhu fihi ar-ruha.”
“Sesungguhnya tiap-tiap kamu dibentuk dalam perut ibunya 40 hari berbentuk nutfah (tetesan air), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah) selama 40 hari, kemudian menjadi mudhghah (segumpal daging) selama 40 hari, kemudian dikirimkan kepadanya malaikat meniupkan ruh.” (HR Bukhari) []