GAZA–Janna Jihad, seorang gadis Palestina yang berusia 10 tahun, tercatat sebagai wartawan termuda di dunia. Ia seringkali memuat video tentang pos pemeriksaan Israel, kampanye anti penjajahan dan kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina.
Seperti dilansir Anadolu Agency, Minggu (19/3/2017), Janna mengatakan dirinya ingin menyampaikan kondisi anak-anak di Palestina kepada Dunia.
“Saya ingin mengirim pesan kepada dunia, bahwa anak-anak Palestina sudah dirampas haknya oleh Israel,” kata Janna.
“Anak-anak Palestina butuh pendidikan, kesehatan dan hidup sebagai bangsa yang bebas seperti anak-anak lainnya di seluruh dunia,” tambah Janna.
Menurut Janna, ini semua terjadi karena hidup di bawah penjajahan Israel.
“Setiap hari di pos pemeriksaan Israel, seringkali terjadi tindakan kekerasan kepada saudara-saudara kami yang sedang bermain,” kata Janna.
Bahkan ia tidak bisa melupakan kematian paman dan temannya di desa setelah serangan oleh tentara Israel.
“Hingga nenek saya jatuh sakit akibat tembakan gas air mata Tentara Israel,” ungkap Janna.
Wartawan muda itu sejak berusia tujuh tahun, mulai mendokumentasikan kejahatan Israel yang membuat hidup mereka lebih sulit .
“Perjalanan saya sehari-hari ke sekolah memakan waktu lebih dari dua jam karena barikade dan pos pemeriksaan Israel,” kata Janna.
BACA JUGA:
Masyarakat Indonesia Donasi 50 Ribu Dolar Amerika untuk Pejuang Palestina
Dukung Palestina di PBB, Mantan Pejabat PBB Ini Akan Diganjar Penghargaan
Survei: Rakyat Palestina Optimis Penjajahan Israel Segera Berakhir
Pekan lalu, Janna diberi penghargaan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam ajang International Benevolence Awards.
“Saya sangat bangga bahwa saya telah berhasil menyampaikan pesan Palestina untuk Turki dan dunia,” kata Janna dengan bangga.
Meskipun Janna senang karena telah membanggakan warga Palestina. Tetapi, ia tetap merasa sedih masih banyak anak-anak yang tewas di Palestina,” ujarnya.
Janna menyerukan kepada dunia untuk membantu anak-anak Palestina. “Kami ingin kebebasan, perdamaian dan keadilan. Kami ingin dunia yang bebas dari pembunuhan, darah dan kehancuran.” []